Klausa.co

Terinfeksi Covid-19, 1 ABK Asal Vietnam Alami Sesak Nafas Dilarikan ke RSUD AWS

Satu ABK MV Viet Thuan Ocean dilarikan ke RSUD AWS setelah mengalami sesak nafas. (Istimewa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co Satu dari 20 Anak Buah Kapal MV Viet Thuan Ocean asal Vietnam yang terkonfirmasi positif Covid-19, dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda. Warga negara Vietnam tersebut diketahui bernama Pham Chong Doanh. Pria 47 tahun itu menjalani perawatan intensif di RSUD AWS, lantaran mengalami keluhan sesak nafas.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pham Chong Doanh terkonfirmasi positif Covid-19 bersama 19 ABK MV Viet Thuan Ocean lainnya. Para ABK diketahui terkonfirmasi positif corona, usai menjalani pemeriksaan petugas KKP Kelas II Samarinda pada Selasa (7/12/2021) lalu.

Diketahui, Kapal MV Viet Thuan Ocean yang berlayar dari Vietnam tersebut, hendak bongkar muat batu bara di perairan Samarinda. Namun karena 20 ABK dinyatakan positif Covid-19, kini kapal kargo itu dipaksa untuk lepas jangkar di perairan Muara Berau, Kutai Kartanegara.

Mereka dilarang bersandar ataupun berlayar pulang. Sebelum menjalani karantina selama 14 hari. Dari informasi yang berhasil dihimpun, satu warga Vietnam yang mengalami gejala sesak nafas tersebut dijemput petugas KKP Kelas II Samarinda dari kapal MV Viet Thuan Ocean pada Rabu (8/12/2021) malam.

Hal tersebut telah dibenarkan Kepala KKP Kelas II Samarinda Solihin saat dihubungi Klausa.co pada Kamis (9/12/2021) sore. “Iya benar, satu ABK dijemput dan sekarang dirawat di salah satu rumah sakit pemerintah di Samarinda,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Baca Juga:  Pemkot Samarinda Salurkan Beras Gratis untuk 922 KK, Andi Harun: Pedagang Jangan Mainkan Harga Pasar

Solihin menegaskan, bahwa satu ABK itu terpaksa dievakuasi dari kapal. Lantaran bergejala sesak nafas saat sedang menjalani isolasi. “Iya, petugas kami menerima laporan, kalau satu ABK ini merasa sesak nafas,” bebernya.

Pihaknya kemudian menurunkan tim medis. Saat dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen yang bersangkutan turun drastis. Sehingga dari sisi medis perlu dilakukan evakuasi guna menjalani perawatan intensif.

“Setelah tim kami ke kapal, dicek ternyata saturasi oksigen menurun. Sehingga butuh evaksuasi medis sesuai SOP yang berlaku,” jelasnya.

“Untuk 19 ABK yang terkonfirmasi positif lainnya, tidak mengalami gejala yang sama. Informasinya cuman satu ABK ini saja,” sambungnya.

Masih disampaikan Solihin, tim medis KKP Kelas II Samarinda terus memantau perkembangan kesehatan para ABK yang sedang menjalani isolasi.

Ditemukannya 20 ABK warga Vietnam terkonfirmasi positif Covid-19 ini, menjadi hal baik bagi petugas dalam melakukan pencegahan sedini mungkin penyebaran Covid-19.

“Ini hal yang positif bagi kami agar seluruh Satgas Covid-19 terus melakukan pengendalian pandemi dari kami, kepolisian dan rumah sakit serta Dinas Kesehatan Kota Samarinda maupun Provinsi,” jelasnya.

Saat ini, masih ada 19 ABK dari Vietnam yang masih melakukan karantina di Kapal MV Viet Thuan Ocean. Mereka akan ditetapkan sembuh dari Covid-19 bila sudah menjalani isolasi selama 10 hari tanpa gejala.

“Sesuai Standar Operasional Prosedur kami, bila ada yang positif Covid-19 wajib menjalani karantina selama 10 hari. Bila hasil PCR dinyatakan negatif dan tanpa gejala, maka mereka bisa dinyatakan sembuh,” pungkasnya.

Baca Juga:  Pilgub Kaltim Rampung, DPRD Kirim Hasil Akhir ke Pusat

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD AWS dr David Hariadi Mashjoer membenarkan, bahwa pihaknya telah menerima rujukan satu pasien warga negara Vietnam untuk menjalani perawatan di Ruang Seruni.

“Iya betul ada. Saya dihubungi oleh Dinkes Kaltim kemarin akan merujuk pasien tersebut ke RSUD AWS. Pasien sudah kami rawat,” terangnya.

Pasien mengalami gejala sesak nafas dan nyeri di bagian dada. David mengatakan bahwa santurasi oksigen pasien berada di angka 89 persen. “Tindakan yang kami lakukan sekarang sesuai standar penanganan pasien Covid-19,” ucapnya.

Sementara itu, untuk komorbid pasien, dr David enggan berkomentar banyak. Pasalnya terkait rekam kesehatan pasien menjadi rahasia medis. “Rahasia medis. Tidak bisa saya sampaikan. Gejalanya seperti pada umumnya terpapar Covid-19,” tegasnya.

Sementara itu, Andi Muhammad Ishak, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kaltim, menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan tindak lanjut agar 20 kasus positif ABK Vietnam tidak menyebar ke warga.

Andi menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan upaya koordinasi lintas sektor, guna mengamankan dan memonitoring ABK Vietnam positif Covid-19 tidak meninggalkan lokasi karantina.

“Kami sudah koordinasi lintas sektoral, dari unsur kemaritiman, mitra kerja di pelabuhan, Dinkes Samarinda dan Dinkes Kaltim. Penanganan dilakukan sesuai dengan standar karantina oleh KKP Samarinda, semua ABK Vietnam diisolasi di kapal,” ucapnya.

Meski begitu, bagi yang mengalami gejala berat akan difasilitasi mendapat perawatan medis di rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

Baca Juga:  Fuad Fakhruddin: Saatnya Relawan Bencana Mendapat Penghargaan Layak

Dari penelusuran Satgas Covid-19 Kaltim, seluruh ABK Vietnam yang terpapar corona, belum ada diketahui telah berinteraksi dengan masyarakat. Untuk itu, warga diminta untuk tidak panik terkait temuan ini. Pihak KKP dan dinkes juga didorong melakukan tracing contact terhadap seluruh ABK.

“ABK asing kan tetap di kapal, jadi tidak sempat kontak dengan masyarakat. Imbauan kami ke masyarakat agar tidak panik, dan tetap patuhi protokol kesehatan 5M, serta menjaga imunitas,” pungkasnya.

Sementara itu, Walikota Samarinda, Andi Harun turut menanggapi kasus terinfeksinya 20 ABK asal Vietnam di perairan Muara Berau tersebut. Dikatakannya, bahwa perairan Muara Berau merupakan pintu masuk ke Kota Samarinda untuk jalur laut.

Walikota Andi Harun telah meminta aparat terkait agar bisa memantau pergerakan ABK diatas kapal kargo tersebut. “Saya sudah meminta bantuan Danrem, Dandempom, dan Kapolres agar pergerakan orang-orang di atas kapal ini benar-benar diawasi dan tidak turun ke darat,” ungkapnya.

“Kecuali alasan khusus, seperti satu orang ABK yang harus dilarikan ke RSUD AWS, karena pernafasannya sudah menipis,” sambungnya.

Andi Harun meminta semua pihak bisa mengawasi perkembangan kasus 20 ABK asal Vietnam yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut. Guna melindungi masyarakat di Kota Samarinda dari paparan Covid-19. Terlebih saat ini pemerintah juga sedang mewaspadai varian Covid-19 baru yakni Omicron.

(Tim Redaksi Klausa)

Bagikan

.

.

Anda tidak berhak menyalin konten Klausa.co

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co