Samarinda, Klausa.co – Kemacetan di pusat Kota Samarinda beberapa waktu terakhir menjadi pemandangan sehari-hari. Proyek infrastruktur besar-besaran yang digelar di berbagai sudut kota, mulai dari pembangunan drainase, perbaikan jalan, hingga revitalisasi trotoar, menjadi penyebab utama terhambatnya arus lalu lintas. Namun, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, meminta masyarakat untuk tetap bersabar menghadapi situasi ini.
“Kemacetan di Samarinda, terutama di pusat kota, karena banyaknya pembangunan drainase dan infrastruktur. Tapi masyarakat pada umumnya memahami bahwa sekarang ada pekerjaan infrastruktur trotoar, jalan, drainase. Mudah-mudahan Desember atau Januari semuanya kelar dan kembali normal,” ujar Andi Harun, Jumat (6/12/2024).
Optimisme tetap terpancar dari pernyataan Wali Kota yang akrab disapa AH ini. Ia yakin, proyek yang kini menimbulkan ketidaknyamanan sementara akan memberikan manfaat besar bagi warga Samarinda di masa mendatang. Selain meningkatkan kualitas jalan, infrastruktur yang tengah dibangun juga bertujuan mengatasi persoalan banjir yang kerap menghantui Kota Tepian.
Di sisi lain, Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda menghadapi tantangan berat dalam mengelola lalu lintas di sekitar lokasi proyek. Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan Dishub Samarinda, Didi Zulyani, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan penuh dalam pengaturan lalu lintas selama proyek berlangsung.
“Kami hanya memberikan penekanan agar pihak pelaksana menyiapkan petugas untuk mengatur lalu lintas. Seharusnya, tanggung jawab itu ada pada mereka, bukan sepenuhnya di Dishub,” tegas Didi.
Meskipun demikian, Dishub terkadang menurunkan personel untuk membantu pengaturan lalu lintas, terutama dalam kondisi tertentu. Namun, menurut Didi, keterbatasan sumber daya membuat Dishub tak bisa hadir setiap hari di lokasi proyek. Ia menekankan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara pelaksana proyek dan instansi terkait agar dampak negatif terhadap masyarakat, seperti kemacetan, dapat diminimalkan.
“Hal ini penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap masyarakat, seperti kemacetan dan ketidaknyamanan di jalan,” katanya. (Yah/Fch/Klausa)