Kutim, Klausa.co – Gelombang kritik tajam menggema di ruang sidang DPRD Kutai Timur (Kutim). Novel Tyty Pembonan, anggota DPRD Kutim, tak segan melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kabupaten tersebut. Ia geram dengan lambatnya realisasi program dan minimnya niat kerja di kalangan pegawai.
“Coba jelaskan, niat kerja sekarang ini ada atau tidak? Uang sudah ada, program sudah siap, tapi kok saat ditanya, semua mesti menunggu?” geram Novel pada Rabu (12/6/2024).
Kekesalan Novel bukan tanpa alasan. Ia melihat sendiri program OPD kerap terhambat oleh alasan-alasan sepele. Tak hanya itu, perubahan program yang tak terencana pun semakin memperparah kekacauan, terlebih dengan naiknya harga material yang berimbas pada kualitas pekerjaan.
Meski demikian, Novel tak menampik dedikasi para pegawai OPD. Ia mengapresiasi kerja keras mereka, namun di saat yang sama, ia juga menekankan pentingnya pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan yang relevan.
“Kita hargai kerja keras kalian. Tapi kita juga ingin SDM kalian semakin bagus,” tegasnya.
Namun, Novel melihat celah yang perlu dibenahi dalam program pelatihan. Menurutnya, frekuensi pelatihan yang berlebihan justru kontraproduktif, memakan waktu kerja efektif di kantor.
“Jangan berlebihan. Sewajarnya saja. Kalau sebulan tiga kali keluar kota, berapa hari di kantor? Kan susah,” kritiknya.
Sebagai wakil rakyat, Novel mengingatkan kembali esensi utama tugas para pegawai OPD. Mereka bekerja dengan uang rakyat, digaji dan mendapat tunjangan, sehingga sudah sepantasnya mereka bertanggung jawab penuh atas kinerjanya.
“Ingat, ini uang rakyat. Kalian digaji, diberi tunjangan. Jadi, harus benar-benar bertanggung jawab kepada rakyat,” pungkasnya. (Nur/Mul/ADV/DPRD Kutim)
