Samarinda, Klausa.co – Rencana peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda pada 13 Januari 2025 terpaksa ditunda. Alasan utama, proses administrasi yang belum rampung. Padahal, uji coba program ini sudah berlangsung sejak Desember 2024 lalu di tiga sekolah di Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu: TK Kartika V-11, SDN 004, dan SMPN 4.
Hasil uji coba itu mengungkap realita tak terduga. Biaya untuk satu porsi makanan bergizi mencapai Rp15 ribu, jauh melampaui alokasi anggaran Rp10 ribu per porsi. Fakta ini memaksa pemerintah daerah melakukan evaluasi ulang.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, memastikan dukungan penuh terhadap program nasional ini.
“Kami akan tegak lurus dengan pemerintah pusat. Kalau ada kekurangan, sudah selayaknya pemerintah daerah ikut membantu,” ujar Andi, yang akrab disapa AH itu.
Ia menyebut alokasi 6,5 persen dari APBD 2025 telah disiapkan untuk mendukung program tersebut. Meski demikian, Andi menekankan pentingnya menilai dampak program secara menyeluruh.
“Anggaran ini mungkin cukup untuk penyedia kecil. Namun, kita harus meninjau implikasi yang lebih luas,” katanya.
Ketika disinggung soal kekurangan anggaran, AH menegaskan bahwa Pemkot tidak akan tinggal diam.
“Kalaupun ada kekurangan, kami siap mensukseskan program ini. Semua masih dalam tahap koordinasi. Update akan kami sampaikan nanti,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, menyatakan bahwa penundaan ini merupakan keputusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Saya menerima informasi bahwa sementara ditunda lagi oleh tim SPPG,” katanya singkat.
Meski demikian, Asli memastikan bahwa program ini akan mencakup seluruh siswa sekolah, baik negeri maupun swasta, saat benar-benar diluncurkan.
“Persiapannya harus matang. Jika sudah siap, semua siswa akan mendapatkan manfaatnya,” tegasnya. (Yah/Fch/Klausa)