JAKARTA, klausa.co – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) kunjungi Ina Lepel. Ia merupakan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste di Kedutaan Besar Jerman.
Di sana, pengurus organisasi itu membicarakan beberapa program prioritas GAMKI. Seperti program Pusat Studi dan Sekolah Keadilan-Perdamaian. Program itu akan diluncurkan (launching) pada pelaksanaan Dies Natalis ke-60 GAMKI di Balikpapan, Kalimantan Timur, 20 Mei 2022.
“Sekolah Keadilan dan Perdamaian angkatan pertama akan dilaksanakan secara hybrid dan diikuti peserta dari seluruh Indonesia, baik dari anggota GAMKI maupun dari organisasi lintas agama lainnya,” kata Ketua Bidang Keadilan dan Perdamaian DPP GAMKI Ronald Rischard Tapilatu, Selasa (10/5).
Diwaktu yang sama, Sekretaris Umum DPP GAMKI, Sahat Sinurat menambahkan, isu yang menjadi perhatian GAMKI adalah persoalan stunting dan kualitas pendidikan di Tanah Air.
“DPP GAMKI periode ini fokus kepada isu itu. kondisi itu terjadi di beberapa daerah tertinggal dan terluar di Indonesia. GAMKI sangat terbuka dengan kerjasama dalam menyelesaikan persoalan pendidikan dan stunting itu,” ujarnya.
Serta, isu internasional yang sedang terjadi saat ini. Keluarga besar GAMKI sangat prihatin dengan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Tidak hanya menelan banyak korban jiwa. Tapi, memberikan dampak sosial, politik dan ekonomi terhadap masyarakat global.
“GAMKI mengharapkan Rusia dan Ukraina dapat menyelesaikan persoalan mereka. Tentu dengan damai. Bukan dengan senjata yang akan menelan banyak korban jiwa dari rakyat sipil,” ucapnya.
“GAMKI mendorong Pemerintah Jerman bersama negara-negara dunia lainnya, untuk mendesak kedua pihak melakukan gencatan senjata. Serta melakukan negosiasi damai,” tambahnya.
Tak hanya itu, mereka juga menyinggung terkait pelaksanaan KTT Group of 20 (G20) yang akan dilakukan November 2022 mendatang di Bali. Pemerintah Indonesia satu tahun terakhir, sejak 2021 dipercaya menjadi Presidensi G20.
“Kami berharap negara-negara yang hadir dalam G20, dapat melakukan kerjasama untuk pemulihan kondisi ekonomi pasca pandemi COVID-19. Serta membahas dan mencari solusi atas isu-isu aktual. Salah satunya terkait Perang Rusia-Ukraina ini,” ucapnya.
Sementara itu, Ina Lepel mendukung pelaksanaan program Sekolah Keadilan dan Perdamaian itu. karena itu bertujuan memberikan edukasi tentang HAM. Serta mencetak para penjaga perdamaian (peacekeeper) dunia.
“Pemerintah Jerman mendukung inisiatif baik ini. Kami juga akan membantu GAMKI dalam program kemitraan yang terjalin antara GAMKI dan Kedubes Jerman,” katanya.
Dampak perang Rusia-Ukraina terhadap persoalan sosial, politik, dan ekonomi di Eropa maupun dunia memang sangat terasa. Pelbagai upaya telah dilakukan negara-negara di Eropa. Terkhusus pemerintah Jerman untuk menengahi persoalan Rusia-Ukraina.
“Perang itu berdampak kepada stabilitas politik, ekonomi dan keamanan di regional Eropa. Salah satunya adalah krisis energi. Ukraina merupakan penghasil minyak bunga matahari. Akibatnya harga minyak dunia melonjak. Indonesia juga mengalaminya dengan naiknya harga minyak sawit,” jelasnya.
Ketua Bidang Hubungan dan Diplomasi Internasional DPP GAMKI, Frangky Darwin Oratmangun berharap rencana kerjasama dan kolaborasi antara GAMKI dan Kedubes Jerman akan bermanfaat bagi peningkatan kapasitas intelektual dan kualitas kader GAMKI di seluruh Indonesia.
Editor: Redaksi Klausa