Thailand, Klausa.co – Riuh sorak sorai menggema di Jomtien Beach, Pattaya, Thailand, saat bendera merah putih berkibar di podium juara Asia Pacific SUP Championship 2025. Pada 18-19 Januari 2025, tim Stand Up Paddle (SUP) Indonesia mencatatkan sejarah baru, membawa pulang satu medali emas, dua perak, dan tiga perunggu. Prestasi ini tak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menegaskan kemampuan atlet-atlet SUP Tanah Air untuk bersaing di pentas internasional.
Ajang bergengsi yang diikuti atlet dari berbagai negara—mulai dari tuan rumah Thailand, hingga Inggris, Jepang, dan Hungaria—menjadi panggung pembuktian. Dari sekian banyak bintang, atlet-atlet asal Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu motor penggerak prestasi Indonesia.
“Ini hasil dari pembinaan yang konsisten dan dukungan tanpa henti,” ujar Akmal Malik, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim.
Tak sekadar memberi ucapan selamat, Akmal turut hadir langsung di arena, menyaksikan perjuangan atlet-atlet SUP Indonesia. Kehadirannya bersama Ketua KORMI Kaltim, Basri Rase, menjadi suntikan moral bagi para atlet.
“Ini bukti bahwa Indonesia punya potensi besar di olahraga air. Dengan kerja keras dan dukungan penuh, prestasi ini hanyalah awal,” kata Akmal.
Tim Indonesia diperkuat oleh nama-nama seperti Septenandow Horomati, Miftahudin Parid, dan Arip Purnama. Di barisan muda, Keefe Anargya Pranoto dan Abhirama Putra Prabowo menunjukkan bahwa masa depan SUP Indonesia cerah. Di balik layar, pelatih Ryco Arnaldo dan Lasha menjadi otak strategi, memastikan para atlet tampil prima.
Tak sekadar bicara medali, capaian ini menunjukkan pentingnya kolaborasi. Pemerintah, pelatih, hingga organisasi seperti Pengprov KORMI Kaltim dan Stand Up Paddle Indonesia bahu-membahu dalam membangun ekosistem olahraga yang solid.
“Kami percaya, hasil ini akan menjadi motivasi bagi generasi muda untuk terus melangkah,” ujar Ketua KORMI Kaltim, Basri Rase.
Asia Pacific SUP Championship 2025 bukan sekadar kompetisi. Ini adalah panggung untuk mengukur sejauh mana Indonesia mampu membelah ombak di tingkat internasional. Dan kali ini, Indonesia tak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga menjadi pembeda.
“Kerja keras, dukungan, dan semangat nasionalisme adalah kunci kemenangan ini,” kata Akmal Malik penuh haru. (Wan/Fch/Klausa)