Klausa.co

Kesalahan Individu dan Keputusan Kontroversial, Borneo FC Gagal Bangkit di Surabaya

Pertandingan Borneo FC Samarinda melawan Persebaya Surabaya.(IST)

Bagikan

Surabaya, Klausa.co – Borneo FC Samarinda harus pulang tanpa poin setelah menelan kekalahan 1-2 dari tuan rumah Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Jumat malam (20/12/2024). Pertandingan ini menjadi panggung bagi Francisco Israel Rivera Davalos, yang mencetak dua gol untuk Bajul Ijo pada menit ke-17 dan 29. Gol balasan Pesut Etam datang dari sundulan Ronaldo Rodrigues De Souza pada menit ke-32, memanfaatkan umpan matang Stefano Lilipaly dari situasi tendangan pojok.

Meski kalah, Borneo FC sejatinya tampil cukup dominan. Pelatih Pieter Huistra menilai timnya mampu mengontrol jalannya pertandingan. Namun, dua kesalahan fatal di lini pertahanan membuka ruang bagi Rivera untuk mencetak gol.

Baca Juga:  Pesut Etam Beristirahat Sejenak, Mengisi Ulang Energi di Tengah Jeda Kompetisi

“Kami mengontrol permainan, tetapi kesalahan individu membuat kami kebobolan,” ujar Huistra usai pertandingan.

Malapetaka datang di akhir babak pertama. Kiper andalan Borneo FC, Nadeo Argawinata, diusir wasit setelah menerima kartu merah. Bermain dengan 10 pemain selama babak kedua membuat Borneo FC harus bekerja lebih keras untuk sekadar bertahan, meski semangat mereka tak surut.

“Meski bermain dengan kekurangan jumlah pemain, saya bangga dengan performa tim. Mereka tetap solid meskipun hasil positif belum tercapai,” tambah Huistra.

Tak hanya soal taktik, Huistra juga menyoroti kinerja wasit yang menurutnya tidak konsisten. Ia membandingkan insiden saat melawan Persija Jakarta, saat itu wasit memberikan tambahan waktu 10 menit karena banyak pemain yang terjatuh. Sementara dalam laga ini, insiden serupa hanya berbuah tambahan waktu lima menit.

Baca Juga:  Gabriel Furtado: Pilar Tangguh di Jantung Pertahanan Pesut Etam Asal Brasil

“Ini tidak bagus untuk sepak bola Indonesia. Kualitas pengambilan keputusan wasit harus diperbaiki demi masa depan kompetisi,” tegas Huistra.

Huistra berharap ada reformasi dalam pengelolaan pertandingan agar kualitas kompetisi Liga 1 semakin meningkat.

“Kita butuh konsistensi dalam setiap aspek pertandingan, termasuk wasit, jika ingin membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih baik,” pungkasnya. (Wan/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Anda tidak berhak menyalin konten Klausa.co

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co