Klausa.co

Dibanding Main Petasan, Ananda Moeis Imbau RT dan Karang Taruna Kreatif Buat Kegiatan Positif

Anggota DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis (Foto: Apr/Klausa.co)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dari fraksi PDI Perjuangan Ananda Emira Moeis mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap risiko kebakaran selama bulan Ramadan. Menurutnya, jam rawan kebakaran biasanya terjadi saat berbuka puasa hingga jelang sahur.

Ananda mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pemicu kebakaran sering berasal dari tabung gas, kompor, peralatan listrik bermasalah atau pun kembang api.

“Saya mengerti euforia puasa, perasaan senang bisa salat tarawih di masjid, main beduk dan petasan. Tapi, saya harap masyarakat bisa berhati-hati,” ujarnya.

Ia menyarankan agar tidak bermain petasan di kawasan padat penduduk, karena bisa menimbulkan musibah. Jika anak-anak ingin bermain petasan, harus ada pengawasan dari orang dewasa.

Baca Juga:  DPRD Kaltim Usulkan Lima Nama Calon Pj Gubernur, Berikut Ranking dan Profilnya

“Saya bukan melarang, tapi lebih ke waspada. Orang tua harus mengawasi anak-anak main petasan. Harus bisa menempatkan posisinya lah,” katanya.

Ananda mengaku sangat merasakan euforia bulan Ramadan tahun ini, setelah tiga tahun sebelumnya pemerintah pusat memberlakukan pembatasan akibat pandemi Covid-19.

“Selama tiga tahun kita di rumah terus. Kita semua bisa keluar tanpa pembatasan, anak-anak juga bisa jalan-jalan berkeliling. Pokoknya hati-hati dan waspada saja,” tuturnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat dan positif daripada yang tidak berguna dan justru menimbulkan kegaduhan.

Ananda juga menyarankan agar masyarakat mencari alternatif positif dari main petasan, seperti main beduk. Ia mengatakan, setiap RT bisa menggelar lomba beduk dan kegiatan lain yang bisa membuat anak-anak senang.

Baca Juga:  Janji Bengkel Gratis Tak Kunjung Terealisasi, DPRD Kaltim Tagih Komitmen Pertamina

“Kalau main petasan, nanti-nantilah. Tidak usah main petasan, coba main beduk saja. Jadi tidak juga bikin sulut bencana,” katanya.

Ia berharap setiap RT, karang taruna, bapak-bapak dan ibu-ibu bisa memberikan ide kreatif untuk membuat program yang menarik perhatian anak-anak.

“Intinya yang positif agar anak-anak kita ini bisa mendapatkan ilmu tambahan. Saya dulu zaman kecil suka lomba bedug, mutar-mutar keliling bangunin warga sekitar sahur. Nah, kegiatan positif seperti ini akan meningkatkan kekeluargaan dan soliditas. Disitu juga ada semangat gotong-royongnya,” ujarnya. (Apr/Fch/Adv/DPRD Kaltim)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co