Kukar, Klausa.co – Dalam acara Pendidikan Dasar Kepartaian di Kutai Kartanegara (Kukar) pada Sabtu (9/11/2024), Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kukar, Betaria Magdalena, tampil memaparkan “Lima Program Mantap”. Ini adalah sebuah blueprint yang bukan hanya sekadar janji politik, tetapi manifestasi dari komitmen mendalam PDI Perjuangan untuk masyarakat. Lima pilar ini hadir bukan hanya untuk mengokohkan struktur organisasi, melainkan juga membangkitkan semangat ideologi Pancasila yang membumi.
Acara yang digelar oleh Badan Pendidikan dan Latihan (Badiklat) PDI Perjuangan ini terlihat kental dengan keseriusan. Kader yang mengisi materi bukan sembarang orang; mereka adalah sosok yang telah ditempa melalui pelatihan internasional. Ini adalah investasi intelektual partai, memperkuat barisan dari dalam.
Betaria memulai dengan pilar pertama, “Mantap Ideologi”. Di sinilah landasan utama dibangun. Bagi PDI Perjuangan, ideologi Pancasila 1 Juni bukan hanya slogan. Hal tersebut juga pedoman hidup yang menyeluruh, yang seharusnya hidup dalam diri setiap kader.
“Ideologi Pancasila ini sudah lengkap dan menyeluruh, mencakup semua kebutuhan masyarakat,” ucap Betaria dengan penuh keyakinan.
Pilar kedua, “Mantap Organisasi,” membawa pesan tentang pentingnya soliditas. Tanpa organisasi yang kuat, bahkan ideologi sekuat apa pun bisa goyah.
“Kami berharap, kelak organisasi semakin pro kepada masyarakat. Sehingga Partai PDI Perjuangan akan semakin besar,” katanya.
Kemudian, hadir pilar “Mantap Kader”. Pendidikan kepartaian bukan hanya kegiatan seremonial. Ini adalah proses penempaan yang diperlukan untuk memastikan setiap kader memahami batas-batas, tanggung jawab, dan aturan yang ada dalam Partai.
“Tanpa kader yang mantap, organisasi juga tidak akan besar. Pendidikan dasar ini memberikan pemahaman mendalam tentang perjuangan partai,” kata Betaria, menekankan pentingnya kualitas kader di setiap lini.
Selanjutnya, Betaria berbicara tentang “Mantap Program Kerja”. Di sinilah ujian nyata bagi partai: apakah program yang mereka tawarkan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat? Menurutnya, ideologi yang kokoh, organisasi yang solid, serta kader yang terlatih hanya akan bernilai jika program yang mereka jalankan mampu membawa manfaat nyata.
“Kalau semua sudah mantap dari ideologi, organisasi, hingga kader, tetapi programnya tidak menyentuh masyarakat, itu belum cukup,” tegasnya.
Pilar terakhir adalah “Mantap Sumber Daya Manusia”, di mana pendidikan kader menjadi jalan utama untuk meningkatkan kualitas SDM di tubuh partai. Betaria ingin kader-kader PDI Perjuangan tidak hanya sekadar memahami, tetapi juga peka terhadap kebutuhan masyarakat.
“Kami melakukan pendidikan kader supaya mereka lebih pintar, lebih paham, dan lebih peka terhadap program-program kerja nyata di lapangan,” tutupnya dengan nada optimis.
Lewat “Lima Program Mantap” ini, PDI Perjuangan tidak hanya berjanji, tetapi memperlihatkan arah yang jelas. Betaria Magdalena membawa pesan bahwa partai ini tidak sekadar berbicara soal kekuasaan, tetapi juga kebermanfaatan yang menyentuh akar rumput. (Nur/Fch/Klausa)