Kutai Barat, Klausa.co – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Kutai Barat (Kubar) dibuat resah dengan adanya informasi belasan ternak babi yang dikabarkan mati mendadak baru-baru ini, di salah satu kampung di Bumi Tanaa Purai Ngeriman.
Keresahan Distan Kubar ini bukan tanpa alasan, sebab dari informasi yang beredar. ada kemungkinan virus African Swine Fever (ASF) saat ini sudah masuk ke wilayah Kubar dan juga Mahakam Ulu (Mahulu). Apalagi beberapa hari lalu di Mahulu juga diketahui banyak hewan ternak babi yang mengalami hal serupa.
“Ada informasi belasan ekor hewan ternak babi yang mati mendadak di Mahulu. Kemudian dapat laporan juga bahwa disini (Kubar) juga terjadi,” kata Kepala Distan Kubar, Petrus melalui Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sapriansyah pada Kamis (2/9/2021).
Belasan ekor hewan ternak yang mati mendadak tersebut diketahui berlokasi di Kampung Temula, Kecamatan Nyuatan yang tidak begitu jauh dari pusat ibu kota kabupaten.
Sehingga Distan Kubar pun segera berkoordinasi untuk turun kelapangan dan mengambil sampel untuk di kirim ke laboratorium Provinsi agar bisa segera diperiksa. “Besok (Jumat) tim akan turun kesana untuk ambil sampelnya,” ucapnya.
Kemungkinan virus tersebut menjangkiti hewan ternak di wilayah Kubar memang sangat dikhawatirkan. Apalagi saat ini Kubar juga sedang mengembangkan sentra peternakan babi. Sehingga sangat besar resikonya untuk hewan ternak babi ini mati mendadak jika memang virus tersebut memang sudah ada di Kubar.
“Memang ini tidak berpengaruh pada manusia dan hewan lain. Tapi jika terjangkit di hewan ternak babi lainnya maka sentra peternakan babi disini bisa habis semua. Apalagi untuk hewan ternak babi ini memang menjadi konsumsi mayoritas masyarakat disini,” jelasnya.
Untuk itu, upaya lain yang dilakukan oleh Distan Kubar selama menunggu hasil pemeriksaan sampel adalah memberikan injeksi antibiotik pada hewan ternak disekitar lokasi tersebut. Selain itu, akan menelusuri lagi bagaimana hewan ternak tersebut bisa mati mendadak.
“Awal mulanya kan ini kejadian ini di Berau, kemudian Kutim dan sekarang Mahulu juga. Kalau di Berau itu sudah positif ASF. Yang kita khawatirkan bahwa virus ini dikarenakan peternak ada membeli bibit hewan yang terjangkit. Mungkin karena murah dan tidak tahu,” tandasnya.
(Tim Redaksi Klausa)