Klausa.co

Swipe untuk membaca artikel

Search

Lahan Rawa, Senjata Mentan Andi Amran Sulaiman Hadapi El Nino

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Foto: Istimewa)

Bagikan

Jakarta, Klausa.co – El Nino yang diperkirakan akan melanda Indonesia pada akhir tahun ini tidak membuat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman gentar. Ia bergerak cepat melakukan akselerasi percepatan tanam di sejumlah daerah sebagai bukti kongkrit dalam menekan kebijakan impor.

Salah satu senjata andalan Mentan adalah lahan rawa yang tersebar di berbagai provinsi. Saat ini ada lebih dari 10 juta hektar lahan rawa yang berpotensi menambah daya gedor produksi nasional. Dari semua lahan tersebut, beberapa di antaranya sudah menghasilkan produktivitas sebanyak 5 ton per hektare.

“Saat ini baru lima ton, tapi ke depan kami akan tingkatkan menjadi 7 ton per hektare. Jadi, yang IP nya 1 kita naikan jadi 2 atau menjadi 3. Semuanya perlu kolaborasi dan kerja keras untuk memaksimalkan lahan rawa yang ada,” ujar Mentan, Sabtu (18/11/2023).

Sumatera Selatan, Lumbung Beras Baru

Di Sumatera Selatan (Sumsel), Mentan meninjau langsung luasan lahan rawa 128.000 hektar yang digarap petani untuk produksi padi. Selain itu, petani juga melakukan percepatan tanam untuk komoditas jagung dan hortikultura.

Baca Juga:  DiskopUKM Kukar Beri Pelatihan dan Bantuan Sarana untuk UMKM
Advertisements

Menurutnya, potensi panen dari sebagian luasan lahan di sana bisa mencapai 1 juta ton gabah atau bila dikonversi menjadi beras bisa mencapai 500.000 ton. “Itu baru satu provinsi, rencana kami garap di 10 provinsi di seluruh indonesia,” katanya.

Mentan mengatakan saat ini potensi keseluruhan di Sumsel mencapai 500 ribu hektare dengan rata-rata Indeks Pertanaman (IP) baru 1,1. Artinya, kalau IP tersebut bisa dinaikkan menjadi dua kali panen maka produksi yang ada bisa mencapai 3 juta ton.

“Anggaplah yang kita garap 400 ribu hektare itu saja bisa menghasilkan 2 juta ton gabah dan menghasilkan 1 juta ton beras. Yang terpenting sumsel sudah melakukan di tahun-tahun sebelumnya di periode pertama sebanyak 68.000 hektare dan ini sudah dikerjakan tinggal dilanjutkan,” katanya.

Kalimantan Selatan, Lahan Rawa Menjadi Lahan Sawah

Sementara di Kalimantan Selatan (Kalsel) Mentan akan menyulap lahan rawa seluas 200 ribu hektar untuk penanaman komoditas strategis dalam menopang produksi nasional. Mentan menyebut potensi lahan rawa di sana apabila dikelola secara maksimal dapat menghasilkan satu juta ton beras.

Baca Juga:  El Nino Mengancam, Ibu Kota Nusantara Waspada Karhutla
Advertisements

Adapun upaya yang dilakukan dalam optimasi lahan rawa tersebut bisa melalui rehabilitasi dan selebihnya dibangun menjadi lahan sawah. “Indeks pertanaman lahan sawah rawa di sana satu kali setahun, kita akan naikkan menjadi dua kali. Maka, kita akan membangun tanggul sepanjang sungai, agar tersedia air dan tidak terjadi banjir,” katanya.

Mentan mengaku optimistis dapat membangun dan mengoptimalkan lahan rawa di Kalsel khususnya di Kabupaten Tanah Laut melalui program selamatkan lahan rawa sejahterakan petani. Diketahui, lokasi tersebut dulunya mengalami kendala yang menghambat pertanaman.

Namun dengan program Serasi, manajemen air ditingkatkan dan memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir.

Sulawesi Tengah, Jambore Penyuluh dan Petani

Dari Sulawesi Tengah, Mentan mendorong ribuan petani dan penyuluh agar terlibat langsung dalam percepatan tanam tahun ini. Hal tersebut disampaikan Mentan saat menghadiri jambore penyuluh di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng. Bagi Mentan, keterlibatan penyuluh sangat penting untuk mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras.

Baca Juga:  Bedah Rumah di Desa Loa Duri Ulu, 119 Rumah Telah Direnovasi, Banyak Lagi yang Menanti
Advertisements

“Penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian. Sebagai garda terdepan penyuluh dan petani harus memastikan pangan tidak bersoal. Karena kita harus menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat,” jelasnya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan Mentan, ia berharap Indonesia bisa mencapai swasembada pangan dan tidak bergantung pada impor. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung program percepatan tanam yang menjadi salah satu solusi menghadapi el nino.

“Kita harus bersatu dan bekerja keras untuk membangun pertanian kita. Jangan sampai kita terjebak dalam impor yang merugikan petani kita. Kita harus percaya diri bahwa kita bisa mencukupi kebutuhan pangan kita sendiri,” pungkasnya. (Mar/Bob/Klausa)

Bagikan

prolog dan benuanta

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co