Klausa.co

Adakan Ziarah ke Makam Kesultanan Banjar, Bubuhan Pegustian Wisata Religi ke Kalimantan Selatan

Foto bersama bubuhan pegustian yang masuk dalam Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar (LAKKB) Kalimantan Timur.

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Bubuhan pegustian yang masuk dalam Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar (LAKKB) Kalimantan Timur mengadakan wisata religi ke Kalimantan Selatan pada Jumat (24/6/2022).

Tour perdana yang diikuti 70 orang bubuhan pegustian ini bertujuan untuk berziarah ke makam pedatuan zuriat Kesultanan Banjar dan tokoh agama yang ada di Kalimantan Selatan.

Sebelum berangkat ke Kalsel, Wakil Adipati I LAKKB Kaltim Elliansyah Kastan mengatakan bahwa pihaknya terlebih dulu berziarah ke makam kesultanan yang ada di sini.

Tidak serta merta langsung berangkat ke Kalsel, namun meminta izin ke Sultan Pangeran Noto Igomo dan Sultan Aji Muhammad Alimuddin di kelambu kuning serta melakukan sejumlah tahapan-tahapan lainnya.

“Jadi keluarga banjar dan kesultanan banjar itu berbeda, bedanya kami ini harus melalui ziarah ke sultan-sultan yang ada di sini dulu. Bukan ke alim ulama atau habib, tapi sultan dulu,” ungkapnya di Lapangan Masjid Islamic Center, Jumat (24/6/2022).

Baca Juga:  Indikasi Suspek PMK Ditemukan di Kabupaten Paser, Munawwar: Pelanggar Aturan Akan Ditindak Tegas

Adapun rute yang ditempuh bubuhan pegustian yakni dari Samarinda menuju Balikpapan, lalu ke Penajam Paser Utara menuju Kabupaten Paser di Tanjung Kuaro.

Di Tanjung ini, bubuhan pegustian menziarahi makam dari kakek Sultan Banjar yang sekarang, yaitu Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu’tashim Billah. Kemudian setelah berziarah, melanjutkan ziarah ke makam di Candi Agung, Amuntai.

“Sebelum kesultanan, itu kan masih zaman Hindu, dan di Candi Agung itu kakek moyang kami yang paling tua. Di sana ada semacam acara Badudus, kami melakukan mandi-mandi sekitar 2 sampai 3 jam,” jelasnya.

“Setelah melakukan ritual Badudus, kami melanjutkan perjalanan ke Kandangan (Hulu Sungai Selatan) untuk makan siang. Sedangkan daerah Amuntai itu disebut sebagai Hulu Sungai Utara,” sambungnya.

Baca Juga:  Dukung Pengembangan Wisata Religi di Kutai Lama, Samsun: Ini Meningkatkan Perekonomian Warga

Dari Kandangan, bubuhan pegustian langsung menuju ke Martapura sekitar 4 jam untuk melakukan shalat di Masjid Agung Al Karomah Martapura yang ada 4 pilar.

“Selesai shalat kami langsung melanjutkan ke Banjarmasin, di situ ada pedatuan kami yaini Sultan Suriansyah. Malamnya kami di jamu Kesultanan Banjar di Banjarmasin Pos hingga tengah malam,” terangnya.

Keesokan harinya, bubuhan pegustian bersantai di pinggiran sungai Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin. Kemudian kembali melakukan ziarah ke Kubah Habib Basirih, sebuah makam keramat seorang ulama yang menjadi objek wisata ziarah di Banjarmasin.

“Habib Basirih merupakan guru-guru daripada Sultan Banjar. Setelah selesai, kami dibawa kembali ke Martapura dan rencananya ke Pembangunan Istana Kesultanan Banjar di sana,” paparnya.

Baca Juga:  Andi Harun Yakin Tournament Ikamba Cup Mampu Lahirkan Bibit Pesepak Bola Handal

Makna dari wisata religi ini lanjut Elly, merupakan keinginan bubuhan pegustian untuk napak tilas mengenang perjuangan Kesultanan Banjar sebelum dan akhirnya menjadi seorang Muslim.

“Kami juga ingin mengenang datuk-datuk kami, bisa dikatakan kami yang terkumpul ini ada panggilan hati dan jiwa. Karena dari yang tadinya tidak kenal akhirnya menjadi kenal,” ucapnya.

Sementara itu, Gusti Adi Rahmani yang merupakan Adipati LAKKB Kaltim mengatakan bahwa kegiatan ini akan terlaksana selama 4 hari dengan harapan dapat memupuk silaturahmi antara zuriat Kesultanan Banjar.

“Harapannya, kita ingin memupuk silaturahmi antara zuriat Kesultanan dan keluarga Banjar. Jadi di sini, kita semua adalah kerabatan. Dan, kita menjunjung tinggi kekeluargaan,” tegasnya.

(APR/Klausa)

 

IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bagikan

.

.

Anda tidak berhak menyalin konten Klausa.co

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co