Samarinda, Klausa.co – Beberapa waktu lalu, harga minyak goreng sempat melambung tinggi karena naiknya permintaan ekspor serta harga sawit mentah. Pemerintah pun turun tangan dengan melakukan operasi pasar, serta memukul rata harga minyak goreng Rp 14 ribu perliternya.
Namun di satu sisi, kelangkaan minyak goreng juga ditemukan di beberapa tempat. Hal ini pun tentunya perlu disikapi oleh pemerintah, agar tidak menimbulkan keresahan dari masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda Novi Marinda Putri mengatakan sebaiknya pemkot melalui dinas terkait segera melakukan pemantauan secara langsung ke lapangan, untuk mengecek ketersediaan stok minyak goreng.
“Ini harus dilakukan sebagai bentuk pengawasan terhadap kemungkinan adanya oknum yang melakukan penimbunan,” ungkapnya, Jumat (18/2/2022).
Menurutnya, tak jarang stok ketersediaan komoditas dan barang pokok menjadi langka karena adanya oknum yang menimbun dan memafaatkan kondisi tersebut. Kekhawatiran tersebut bukan tanpa sebab.
Terlebih, bulan Ramadan yang jatuh pada April mendatang tentunya akan berpengaruh pada naiknya angka kebutuhan bahan pokok penting, salah satunya minyak goreng. Sehingga Pemkot Samarinda diminta untuk menjamin ketersediaan stok beberapa bulan ke depan.
“Kami takut berimbas pada industri rumahan apabila minyak langka. Makanya kami mendorong pemkot untuk terus melakukan pengawasan supaya harga minyak goreng tetap stabil dan tidak langka,” tandas legislator dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
(Tim Redaksi Klausa)