Samarinda, Klausa.co – Ratusan lilin menemani doa dan harapan keluarga BT, seorang perempuan yang ditemukan tak bernyawa di gudang Apotek Kimia Farma, Jalan P Hidayatullah, Samarinda. Dalam aksi damai yang diadakan pada Kamis malam (18/4/2024), mereka berharap agar kasus kematian BT dapat segera terungkap.
Alfrida Yusuf, sepupu BT, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan simbol untuk menerangi jalannya penyelidikan. “Seperti cahaya dari seribu lilin ini, kami ingin kebenaran kasus ini terang benderang,” ungkap Alfrida.
Banyak pertanyaan dan kejanggalan yang masih menyelimuti kematian BT. Keluarga merasa kebingungan bagaimana BT bisa berada di gudang apotek tersebut, terutama setelah dia dilaporkan hilang pada 31 Januari 2024. “Informasi yang kami terima, BT telah meninggal selama lima hari sebelum ditemukan. Bagaimana mungkin dia tidak terdeteksi di gudang itu?” tanya Alfrida.
Meskipun Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli, telah berjanji untuk mengadakan gelar perkara di Polda Kaltim, Balikpapan, namun hingga kini belum ada kabar terbaru terkait perkembangan kasus ini. Keluarga mendesak agar kepolisian memberikan penjelasan yang jelas dan transparan, terutama mengenai kejanggalan dalam kasus ini.
“Kami telah menantikan gelar perkara yang dijanjikan. Tanpa itu, kami akan terus berjuang untuk mendapatkan keadilan,” tegas Alfrida.
Keluarga BT pun tidak segan untuk melakukan aksi lanjutan jika gelar perkara tidak segera dilaksanakan. “Kami tidak akan diam. Jika gelar perkara tidak juga terlaksana, kami siap untuk aksi yang lebih besar demi keadilan bagi BT,” pungkasnya.
Aksi damai ini menjadi simbol kegigihan keluarga BT dalam mencari keadilan. Cahaya lilin yang mereka nyalakan menjadi pengingat bahwa mereka tidak akan pernah menyerah untuk mengungkap kebenaran. (Yah/Fch/Klausa)