Klausa.co – Borneo FC belum mau menggelar latihan intensif dalam waktu dekat ini. Keputusan itu diambil sampai adanya kepastian kick-off Liga 1 2021/2022. Seperti diketahui, pemerintah pusat telah resmi memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa Bali sampai 2 Agustus 2021.
Keputusan itu tentu saja memengaruhi latihan Borneo FC dan klub Liga 1 lainnya. Kompetisi musim ini berpeluang mundur dari rencana semula pada 20 Agustus 2021. Namun, sampai saat ini PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) belum mengeluarkan kepastian.
Asisten pelatih Borneo FC, Ahmad Amiruddin, mengakui para pemain mulai bosan hanya berlatih tanpa adanya kejelasan kick-off Liga 1 2021. Dia berharap PSSI dan PT LIB segera mengambil keputusan.
“Kami sekarang memang terus menjalani program latihan sambil menunggu kepastian jadwal kompetisi. Terakhir mereka (operator) bilang kompetisi akan digulirkan tanggal 20 Agustus dan semoga itu benar terjadi,” ucap Amiruddin, Rabu (28/7/21).
Amiruddin menegaskan, sebenarnya para pemain Borneo FC sudah siap berkompetisi. Mereka berlatih sejak Maret lalu di Yogyakarta dan Samarinda.
Saat ini, skuat Pesut Etam hanya sekedar berlatih hanya untuk menjaga kondisi. Ahmad Amiruddin menyebut pihaknya belum mau menggelar latihan intensif sebelum adanya kepastian waktu kick-off.
“Jadi, saat ini kami hanya sebatas menjaga kondisi. Tapi kalau sudah ada kepastian, latihan akan lebih intensif. Kami ingin pemain benar-benar menemukan peak performance mereka saat kompetisi digulirkan,” jelas Amir.
Pemain muda Borneo FC, Fajar Fathurrahman berharap kompetisi Liga 1 musim 2021 segera digelar. Sambil menanti itu terjadi, Fajar mengaku masih terus menjalani latihan. Hal ini dilakukan guna menjaga kebugaran fisiknya.
Sejatinya Fajar percaya bahwa Liga 1 2021 bisa digulirkan pada bulan Agustus 2020 sesuai dengan rencana PSSI dan PT LIB. Namun pemain kelahiran tahun 2002 ini, ingin jadwal tersebut tak hanya sekedar wacana dan bisa dipastikan. “Sejauh ini kami masih memiliki agenda latihan dengan tim,” kata Fajar, dilansir dari laman resmi Borneo FC.
“Karena kami semua masih yakin jika kompetisi akan digelar bulan Agustus mendatang. Sekarang kami hanya berharap ada kepastian soal kompetisi,” imbuhnya.
Apa yang menjadi harapan Fajar bukannya tanpa alasan. Menurutnya, sebuah kompetisi sangat diperlukan untuk seorang pemain, khususnya agar mendapatkan menit bermain.
Memang sebelumnya sudah ada ajang Piala Menpora 2021. Namun, Fajar menilai itu masih belum dari kata cukup. “Dalam setahun terakhir kami hanya sempat bermain di Piala Menpora saja,” ucap Fajar.
“Terus terang, atmosfer pertandingan kami dapatkan di sana (Piala Menpora). Tapi si satu turnamen saja tak cukup untuk pemain,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Fajar berpendapat Liga 1 2021 tak hanya dibutuhkan oleh pemain. Semua pecinta sepak bola Indonesia juga sudah menantikan adanya kompetisi di Tanah Air.
“Kita bisa lihat bagaimana masyarakat senang ketika gelaran Euro dimainkan. Ini jadi bukti kerinduan mereka akan tontonan, terutama sepak bola,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu pemain Borneo FC lainnya, Marckho Sandy, juga menyatakan kekesalannya akibat tidak pastinya kompetisi. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap finansial klub.
“Kalau mau dibilang bosan, ya kami sudah bosan dengan suasana seperti sekarang. Kami terus berlatih, tapi tak ada kepastian kapan kompetisi digulirkan,” ungkap Marckho Meraudje.
Diketahui, Borneo FC mendatangkan Boaz Solossa untuk memperkuat lini depan di Liga 1 2021. Perekrutan ini menjadi bukti keseriusan Borneo FC untuk bersaing.
Boaz Solossa adalah pemain dengan kemampuan mumpuni dalam mencetak gol. Adanya Boaz bisa disebut menjadi berkah bagi Borneo FC untuk membuat lini depan mereka disegani di Liga 1.
“Saya percaya kalau semua mau kerja keras dan bertekad menjadi yang terbaik, kami bisa menjadi juara dimusim ini,” tegas Boaz Solossa.
Seharusnya, kick-off Liga 1 2021 dilaksanakan pada 9 Juli lalu. Namun, akibat melonjaknya angka penyebaran COVID-19 membuat PSSI dan PT LIB terpaksa menunda kompetisi tersebut berdasarkan arahan dari pemerintah.
(Tim Redaksi Klausa)