Samarinda, Klausa.co – Maraknya isu BBM oplosan belakangan ini ternyata membawa dampak besar bagi para pemilik kendaraan, khususnya sepeda motor. Namun, di balik keresahan masyarakat, para pemilik bengkel justru kebanjiran rezeki dari banyaknya motor yang harus diservis. Meski demikian, mereka mengaku ikut prihatin dengan nasib para pengendara, terutama dari kalangan menengah ke bawah.
Seperti yang dirasakan Risky (29), seorang mekanik bengkel motor di kawasan Jalan Juanda, Samarinda. Di sela-sela kesibukannya pada Kamis (10/4/2025), dia menceritakan bahwa dalam sebulan terakhir, jumlah motor yang mengalami kerusakan meningkat drastis. Umumnya, keluhan datang dari motor matic keluaran terbaru.
“Keluhan konsumen biasanya soal motor yang brebet, bahkan ada juga yang mogok total,” ungkapnya.
Risky menjelaskan bahwa motor-motor keluaran baru umumnya memiliki ukuran pompa bensin yang lebih kecil, sehingga lebih rentan rusak jika mengonsumsi BBM yang tidak murni.
“Pompa bensinnya lebih sensitif, jadi kalau bensinnya tercampur, ya cepat rusak. Hari ini aja sudah ada tiga motor yang antri, dua matic dan satu motor bebek,” katanya.
Ia juga menyoroti aroma bensin yang menurutnya kini terasa berbeda dan mencurigakan.
“Bau bensinnya aneh, enggak kayak biasanya,” tambah Risky.
Sementara itu, Sandy (35), pemilik bengkel tersebut, mengakui bahwa kondisi ini membuat penjualan suku cadang ikut melonjak, terutama filter bensin dan fuel pump yang menjadi komponen paling sering diganti.
“Benar, sekarang bengkel memang ramai. Suku cadang yang paling sering laku itu filter fuel pump,” ujarnya.
Meski mendapat keuntungan lebih dari lonjakan jumlah servis, Sandy mengaku tidak bisa menutup mata atas kesulitan yang dihadapi masyarakat.
“Saya kasihan sama pengemudi ojol atau ibu-ibu yang mau jualan ke pasar tapi motornya malah rusak. Servisnya kadang bisa makan biaya cukup besar,” katanya prihatin.
Sebagai bentuk antisipasi sementara, pihak bengkel menyarankan masyarakat menggunakan BBM eceran dalam botol kaca. Menurut mereka, cara ini bisa membantu konsumen mengenali langsung kualitas bensin dari warna dan aromanya.
“Kalau pakai yang eceran di botol kaca, paling tidak bisa dilihat dan dicium langsung. Ini langkah darurat sambil nunggu kejelasan dari Pertamina,” tutup Sandy. (Din/Fch/Klausa)