Samarinda, Klausa.co – Dalam debat panas Pilkada Samarinda 2024, calon Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan perlunya reformasi di sektor pendidikan yang dinilai masih jauh dari harapan. Di hadapan ratusan pendukung dan pengamat politik pada Senin malam (4/11/2024), Andi berbicara lugas tentang carut-marut zonasi dan kurikulum yang dinilai kaku dan kurang relevan bagi siswa Samarinda.
Pemaparan Andi dimulai dengan data mencengangkan terkait SMP di Samarinda. Dari total 97 sekolah, hanya 50,52 persen di antaranya berstatus negeri. Sisanya, lebih dari setengah, berada di bawah pengelolaan swasta. Meski jumlah sekolah tampak cukup, Andi menilai distribusi akses pendidikan masih timpang.
“Kebijakan zonasi dalam penerimaan siswa baru (PPDB) masih jadi batu sandungan,” ujar Andi.
Ia menyebut, banyak anak Samarinda yang terpaksa mencari sekolah jauh dari tempat tinggal mereka karena aturan zonasi.
“Aturan zonasi ini seharusnya mempermudah, bukan malah mempersulit,” katanya dengan nada tegas.
Andi mendesak agar kebijakan zonasi segera dievaluasi, terutama karena regulasi ini dinilai kaku.
“Kita perlu perombakan besar dalam sistem zonasi. Jangan sampai anak-anak Samarinda terkendala hanya karena tinggal di wilayah tertentu,” serunya, mengisyaratkan harapan pada Menteri Pendidikan yang baru untuk membawa angin segar reformasi.
Tak hanya zonasi, pria yang akrab disapa AH ini juga menyoroti kurikulum pendidikan yang dinilai mandek dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar kerja. Data yang diungkapnya mengejutkan: angka pengangguran di kalangan pemuda usia 19-24 tahun di Samarinda mencapai 73 persen.
“Apa ini berarti? Kita mendidik anak-anak kita dengan teori, tapi lupa memberi mereka keterampilan praktis,” cetus Andi.
Menurut Andi, kurikulum sekolah harus dirombak agar relevan dengan kebutuhan industri. Ia menilai pelajaran di bangku sekolah perlu lebih berbasis keterampilan praktis, bukan hanya teori.
“Kalau keterampilan anak-anak kita relevan dengan kebutuhan pasar, angka pengangguran itu bisa ditekan,” ujarnya mantap.
Menunjukkan keseriusannya, Andi juga berjanji akan mendirikan sekolah-sekolah baru, termasuk SMP bertaraf internasional di Loabakung, untuk menjawab kebutuhan pendidikan berkualitas di Samarinda.
“Ini bukan sekadar menambah jumlah sekolah, tapi bagaimana memastikan kualitas pendidikan yang diterima masyarakat meningkat,” tandasnya.
Tak ketinggalan, Andi menyinggung pentingnya pendidikan berbasis kearifan lokal dan antikorupsi.
“Nilai moral dan kesadaran lingkungan harus diajarkan sejak dini. Kita perlu generasi yang tak hanya pintar, tapi juga punya integritas,” ujar Andi.
Dengan pendekatan holistik dan visi yang terstruktur, Andi Harun bersama pasangannya, Saefuddin Zuhri, berkomitmen membawa pendidikan Samarinda lebih maju.
“Kami tak ingin ada sektor yang tertinggal. Pendidikan yang berkualitas adalah hak setiap warga Samarinda,” pungkasnya menutup debat. (Yah/Fch/Klausa)