Mahulu, Klausa.co – Salah satu hasil penting dari kunjungan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Pemkab Mahulu) ke Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu (PKPOT) di Malang adalah penyusunan langkah teknis untuk mengembangkan model pertanian organik yang lebih sistematis. Tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Mahulu menggarisbawahi pentingnya pelatihan, regulasi teknis, dan penguatan infrastruktur sebagai pilar awal.
Diskusi intens antara DKPP Mahulu dan tim ahli dari PKPOT membuahkan rencana penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) pertanian organik yang disesuaikan dengan kondisi geografis dan budaya bertani masyarakat Mahulu. Menurut Kepala Bidang Peternakan, Perikanan, dan Perkebunan DKPP Mahulu, Stepanus Boro Duran, langkah ini akan memperjelas alur kerja petani dari hulu ke hilir dalam ekosistem pertanian organik.
“SOP ini penting agar ada acuan teknis yang bisa diikuti semua kelompok tani. Mulai dari pemilihan bibit, perlakuan tanah, hingga pengendalian hama dengan cara ramah lingkungan,” katanya.
Pelatihan intensif juga menjadi fokus. DKPP ingin menyasar petani-petani muda dan kelompok tani yang sudah menunjukkan komitmen untuk beralih ke pola pertanian berkelanjutan. Dengan pelatihan yang dilakukan secara bertahap, diharapkan muncul agen-agen perubahan di lapangan yang bisa menularkan pengetahuan dan semangat kepada petani lain.
Tak hanya prosedur dan pelatihan, penguatan sarana dan prasarana juga direncanakan. Termasuk di dalamnya adalah pengadaan pupuk organik, alat pengolahan limbah ternak, hingga pengembangan benih lokal. Salah satu varietas lokal yang dianggap potensial adalah Padi Abung, yang memiliki karakteristik kuat dan cocok untuk sistem pertanian alami.
“Padi Abung bisa menjadi ikon Mahulu. Kita punya benih lokal, tinggal bagaimana mengemas dan memasarkan produk ini sebagai produk organik berkualitas tinggi,” tambahnya. (Nur/FCH/ADV/Pemkab Mahulu)
