Kukar, Klausa.co – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) tengah menyiapkan langkah besar di bidang pendidikan melalui program Sekolah Rakyat. Program ini dirancang untuk menyasar anak-anak dari keluarga prasejahtera serta mereka yang terpaksa putus sekolah, dengan konsep pendidikan berasrama yang menekankan pembentukan karakter, kedisiplinan, dan penguatan nilai-nilai keagamaan.
Plt Kepala Dinas Sosial Kukar, Yuliandris, menyebutkan bahwa kehadiran Sekolah Rakyat merupakan amanat langsung dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025, yang dijalankan secara kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah. “Pembangunannya nanti dilakukan oleh Kementerian PUPR, dan desainnya langsung dari pusat. Kami dari Kabupaten hanya menyediakan lahan,” jelas Yuliandris kepada wartawan.
Berbeda dengan sekolah konvensional, Sekolah Rakyat hadir sebagai bentuk afirmasi negara bagi anak-anak yang selama ini tercecer dari sistem pendidikan. Seluruh kebutuhan operasional, mulai dari rekrutmen guru, gaji, fasilitas belajar hingga akomodasi siswa, akan dibiayai penuh oleh APBN.
“Anak-anak juga akan diinapkan, jadi semua difasilitasi,” tambahnya.
Sekolah ini ditargetkan dapat menampung hingga 1.000 siswa dari berbagai jenjang. Sistem asrama menjadi solusi bagi siswa dari wilayah pedalaman yang kerap terkendala akses logistik dan transportasi.
Pemkab Kukar sendiri telah mengusulkan tiga lokasi sebagai kandidat pembangunan: eks tambang PT MHU, kawasan Loa Ipuh Darat, dan Desa Tanjung Limau. Namun, realisasi pembangunan masih menunggu arahan final dari pusat. “Insyaallah tahun ini dibangun, tapi bisa juga tahun depan,” ujarnya.
Yuliandris menegaskan, program ini bukan sekadar agenda pembangunan infrastruktur, melainkan langkah konkret membuka masa depan baru bagi generasi yang selama ini terpinggirkan.
“Ini pendidikan yang sangat istimewa. Mereka yang sebelumnya mungkin tak punya harapan, akan punya masa depan,” tutupnya. (Yah/Fch/Klausa)