Samarinda, Klausa.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang rencananya segera diluncurkan di Kalimantan Timur (Kaltim) terpaksa ditunda. Alasan utamanya adalah perlunya penyesuaian terkait harga porsi makanan dan mekanisme penyediaan yang sesuai dengan kebutuhan lokal.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Irhamsyah, menjelaskan bahwa ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan sebelum program ini dapat berjalan. Salah satunya adalah perbedaan signifikan antara biaya yang ditetapkan pemerintah pusat dan realitas di lapangan.
“Pemerintah pusat menetapkan nilai Rp10 ribu per porsi, tapi hasil simulasi kami di Kalimantan Timur menunjukkan kebutuhan mencapai Rp17 ribu,” ungkap Irhamsyah, Senin (6/1/2024).
Simulasi ini juga memperlihatkan kebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang kemungkinan memerlukan anggaran lebih besar.
“Angka Rp17 ribu itu untuk sekolah umum, tetapi untuk SLB atau kebutuhan lain, biayanya tentu tidak bisa disamakan dengan standar yang ada,” tambahnya.
Selain soal harga, Disdikbud Kaltim juga tengah memfinalisasi mekanisme penyediaan makanan. Mereka membuka peluang bagi UMKM lokal untuk berkontribusi sebagai penyedia makanan. Namun, opsi menggandeng pihak ketiga tetap dipertimbangkan demi memastikan kelancaran program.
“Kami ingin melibatkan UMKM, tetapi tentu harus ada keseimbangan agar program ini berjalan tanpa hambatan,” jelasnya.
Meski ada penundaan, Irhamsyah menegaskan komitmen pemerintah untuk segera merealisasikan program ini begitu petunjuk dari pemerintah pusat diterima.
“Kami siap menjalankan program ini begitu arahan resmi turun,” katanya dengan optimis.
Penundaan ini menunjukkan upaya pemerintah untuk memastikan MBG tidak hanya sekadar terlaksana, tetapi juga benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat lokal. (Yah/Fch/Klausa)