Klausa.co

Kampung Nasi Kuning: Transformasi Samarinda di Tepi Sungai

Wali Kota Samarinda, Andi Harun beserta jajaran Pemkot saat meninjau langsung proses pembongkaran pada Jumat, (6/12/2024). (Foto: Yah/Klausa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Samarinda tak henti-hentinya berbenah. Di Jalan Lambung Mangkurat, samping Masjid Baiturahim, deru alat berat memecah keheningan. Sungai yang dulunya sempit dan kotor kini dibongkar, membuka jalan untuk normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM). Langkah ini menjadi babak baru dalam upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mempercantik wajah kota.

Namun, rencana Pemkot tak berhenti di sana. Kampung di RT 41, 42, dan 43, Kelurahan Pelita, Kecamatan Samarinda Ilir, yang sebelumnya berdiri di sepanjang aliran sungai, kini telah berubah rupa. Sebanyak 42 rumah dibongkar oleh tim gabungan Pemkot. Di lahan yang telah dibersihkan, Samarinda merancang sebuah mimpi besar, Kampung Nasi Kuning. Kawasan ini diproyeksikan menjadi destinasi wisata kuliner khas Samarinda.

Baca Juga:  Erau, Festival Budaya Tertua di Nusantara yang Masih Lestari

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengakui bahwa proyek ini melampaui ekspektasi, terutama dalam hal dukungan masyarakat.

“Biasanya program seperti ini menimbulkan pro dan kontra, tapi kali ini justru mendapat antusiasme warga. Mereka sangat mendukung,” ungkapnya saat meninjau lokasi pada Jumat (6/12/2024).

Warga yang terdampak, kata Andi Harun, telah menerima ganti rugi yang pantas. Proses pembongkaran bahkan melibatkan partisipasi warga, yang diberi waktu satu minggu untuk membongkar rumah mereka secara mandiri agar material bangunan dapat dimanfaatkan.

Andi Harun menegaskan, Kampung Nasi Kuning tidak hanya menjadi surga kuliner, tetapi juga ruang publik yang estetis.

“Kami ingin menciptakan kawasan dengan fasilitas lengkap dan akses mudah. Pengunjung dapat menikmati kuliner khas sambil bersantai di tepi sungai yang indah,” jelasnya.

Baca Juga:  Wisata Belanja Ramadan Diresmikan Wali Kota Samarinda, akan Buka Gerai Sembako Bila Diperlukan

Pemkot juga berencana mempercantik fasad rumah warga di sekitar kawasan tersebut.

“Fasad rumah akan diseragamkan dengan desain estetis untuk meningkatkan daya tarik wisata,” tambah Andi.

Sementara itu, Kabid Pertanahan Dinas PUPR Samarinda, Ananta Diro, menjelaskan bahwa pembongkaran berlangsung selama dua minggu terakhir. Proses pengerukan sungai, sebagai bagian dari normalisasi, akan segera dilakukan oleh pihak provinsi.

“Kami ingin memastikan kawasan ini tidak hanya bersih, tetapi juga fungsional dan indah,” ujarnya. (Yah/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Anda tidak berhak menyalin konten Klausa.co

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co