Jakarta, Klausa.co – Sejak digulirkan pada Senin, 6 Januari 2025, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai menyentuh sekolah-sekolah di berbagai daerah. Namun, perjalanan awal program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini belum berjalan mulus.
Pelaksanaan program MBG menghadapi sejumlah kendala di lapangan. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengakui bahwa masih banyak aspek yang perlu dievaluasi.
“Program MBG ini kan baru berjalan beberapa hari, tentu dalam pelaksanaannya masih banyak yang harus dievaluasi,” ujar Zulkifli seusai menghadiri Rapat Koordinasi Bidang Pangan Provinsi Sumatera Selatan di Griya Agung, Palembang, Senin (13/1/2025), dikutip dari JPNN.com.
Menurut Zulkifli, pemerintah berkomitmen untuk terus menyempurnakan program ini agar sesuai dengan tujuan awal.
“Kami akan terus memaksimalkan agar program MBG ini berjalan sesuai dengan yang kita inginkan,” katanya.
Kendala utama pelaksanaan program ini adalah keterbatasan anggaran. Zulkifli menyebutkan, dana awal sebesar Rp 71 triliun belum mampu menjangkau seluruh penerima manfaat. Namun, ia optimistis program ini akan diperluas pada tahun-tahun mendatang.
“Anggaran awal program MBG ini baru Rp 71 triliun hingga akhir Desember, tentu belum bisa semua. Nanti, kalau tahun 2026 Presiden mau nambah lagi anggaran menjadi Rp 140 triliun, penerimanya juga bakal bertambah menjadi 80 juta orang,” jelasnya.
Kendati demikian, Zulkifli mengingatkan pentingnya evaluasi bertahap agar program ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat secara efektif. “Ini proses bertahap, tapi kami berkomitmen untuk terus memperbaikinya,” tuturnya.
Program MBG digadang-gadang sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, sekaligus bagian dari upaya pemerintah menekan angka stunting. Meski menghadapi tantangan, program ini diharapkan dapat menjadi salah satu tonggak peningkatan kualitas hidup masyarakat di masa mendatang. (Nur/Fch/Klausa)