Samarinda, Klausa.co – Musibah datang bertubi-tubi di Kawasan Citra Niaga, Kecamatan Pelabuhan, Kota Samarinda, Sabtu (7/9/2024) sore. Dua kebakaran besar terjadi hampir bersamaan di kawasan tersebut, menjadi ujian berat bagi tim pemadam kebakaran Kota Tepian. Selain menimbulkan kerugian material, insiden tersebut merenggut nyawa seorang warga yang terjebak di dalam bangunan.
Kebakaran pertama melanda sebuah toko elektronik, Istana Suara, Jalan Panglima Batur sekitar pukul 16.20 Wita. Dalam hitungan menit, api melahap bangunan dan merambat ke beberapa ruko di sekitarnya. Meski respons cepat dari Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda, bersama tim swasta dan relawan, berhasil mengendalikan api dalam waktu kurang dari satu jam, tiga ruko tak bisa diselamatkan.
Belum tuntas satu insiden, pukul 16.30 WITA, kebakaran kedua meletus di sebuah gudang penyimpanan kain di Jalan KH Abdullah Maritsi, tak jauh dari lokasi awal. Angin kencang dan cuaca mendung mempersulit upaya pemadaman. Tim pemadam kebakaran harus berjibaku dengan tambahan 40 unit mesin portabel dari relawan untuk melawan si jago merah.
“Kebakaran kedua lebih sulit dikendalikan karena faktor cuaca dan kepadatan bangunan di sekitar,” ujar Kepala Disdamkar Samarinda Hendra AH.
Kerumunan warga yang berbondong-bondong menyaksikan kebakaran justru memperparah situasi. Lalu lintas tersendat, kendaraan pemadam sulit bergerak. Koordinasi dengan Polsekta Samarinda Kota, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa dilakukan untuk mengamankan area dan mengurai lalu lintas.
“Sangat berbahaya ketika warga terlalu dekat dengan lokasi. Mereka tidak sadar bahwa situasi seperti ini bisa berubah dalam sekejap,” tambah Hendra.
Hingga saat ini, 13 unit mobil tangki telah dikerahkan ke dua titik kebakaran. Berbagai unsur terlibat dalam upaya ini, mulai dari BPBD Samarinda, BPBD Provinsi, hingga Brimob Polda Kaltim.
Tragedi tidak berhenti sampai di sana. Kebakaran di ruko Istana Suara juga memakan korban jiwa. Niko, seorang karyawan toko yang menjual sound system itu, mulai merasa curiga ketika bosnya tak kunjung keluar dari dalam toko saat api mulai membesar. Awalnya, Niko dan karyawan lainnya telah memperingatkan bos mereka, yang diperkirakan berusia 40 tahun, untuk segera meninggalkan bangunan.
“Kami sudah bilang agar dia keluar, tapi dia tetap masuk lagi,” kenang Niko.
Ketika situasi semakin memburuk, Niko melapor kepada tim pemadam bahwa bosnya mungkin masih terjebak di dalam.
Proses evakuasi berlangsung dramatis. Tim penyelamat harus berulang kali masuk ke dalam ruko yang sudah dipenuhi asap tebal. Akhirnya, sekitar pukul 20.40 Wita, korban ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di lantai dua, dekat area dapur.
“Kami mendapat informasi bahwa ada orang yang terjebak di atas. Setelah kami periksa, benar, ditemukan korban laki-laki sudah meninggal,” ujar Kompol Tri Satria Firdaus, Kapolsek Samarinda Kota.
Hingga kini, penyelidikan penyebab kebakaran masih terus dilakukan. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik di ruko elektronik sebagai pemicu kebakaran pertama, sementara tim forensik tengah mengumpulkan bukti lebih lanjut terkait kebakaran kedua dan kematian korban.
Tim pemadam kebakaran, yang telah berjibaku dengan dua insiden dalam waktu singkat, masih terus bekerja untuk memastikan api benar-benar padam dan tidak ada korban lain yang terjebak. Samarinda, sekali lagi, diuji dengan tragedi api yang menyisakan duka mendalam. (Yah/Fch/Klausa)