Samarinda, Klausa.co – Kawasan Citra Niaga, pusat perbelanjaan berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Samarinda, kini tengah bertransformasi. Proyek revitalisasi yang dimulai sejak 2023 oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah mencapai progres 99,2 persen.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan optimismenya bahwa kawasan yang pernah meraih penghargaan Aga Khan Award for Architecture (AKAA) pada 1989 itu. Citra Niaga diharapkan menjadi ikon baru yang tetap mempertahankan nilai sejarah dan budaya lokal.
“Citra Niaga ini bisa dibilang memiliki arti sebagai ‘one stop shopping.’ Konsep awalnya dirancang seperti sarang laba-laba, di mana semua bagian tampak sebagai bagian depan. Dulu, kawasan ini merupakan pusat kegiatan masyarakat di Samarinda,” ujar Andi Harun.
Kawasan Citra Niaga dibangun pada tahun 1986 di atas lahan seluas 2,7 hektar. Pada era 1990-an, kawasan ini dikenal sebagai pusat ekonomi dan sosial warga Samarinda.
Namun, seiring berjalannya waktu, kondisinya memudar. Melalui program revitalisasi ini, Pemkot Samarinda ingin mengembalikan kejayaan Citra Niaga sekaligus menjadikannya sebagai program Quickwin Smart City tahap pertama, sejalan dengan visi Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk 25 kota menuju Smart City di Indonesia.
Proyek revitalisasi ini mencakup tiga fokus utama perbaikan sarana prasarana, peningkatan infrastruktur, dan pembenahan ruko di Jalan Niaga Utara.
Dalam desain terbarunya, kawasan ini akan menampilkan ruang publik yang modern namun tetap selaras dengan kebudayaan masyarakat lokal.
“Kami ingin memastikan bahwa Citra Niaga hadir sebagai ruang publik yang tidak hanya fungsional tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini. Namun, nilai-nilai awal yang membuat kawasan ini ikonik tetap kami pertahankan,” tambah Wali Kota.
Dengan pembenahan yang hampir rampung, Citra Niaga diharapkan kembali menjadi daya tarik utama bagi warga Samarinda maupun pengunjung dari luar kota.
Ke depan, kawasan ini direncanakan menjadi pusat kegiatan UMKM, ruang rekreasi, sekaligus ikon budaya dan sejarah kota. (Yah/Fch/Klausa)