Samarinda, Klausa.co – Design awal perencanaan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dikatakan Gubernur Isran Noor sudah disepakati dengan berbagai macam ketentuan.
Salah satunya, di kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN Nusantara diprediksi akan menggunakan lahan seluas 6.100 hektare. Nantinya, kawasan ini akan dibangun Istana Negara, Rujab Presiden dan Wakil Presiden RI.
Lalu, Kantor Parlemen, Kantor Menteri Koordinator, Mabes Polri, Mabes Pertahanan Keamanan Negara, Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.
“Gedung-gedung yang dibangun ini tidak berdekatan tapi tersebar,” ungkapnya saat menjadi salah satu narasumber Dialog Nasional Expose Pembangunan Hijau Kaltim, Rabu (8/6/2022).
Oleh sebab itu, ada yang namanya konsep terhubung, aktif, dan mudah diakses. Maksudnya, 80 persen perjalanan sekitar IKN Nusantara dilakukan dengan transportasi umum atau mobilitas aktif.
Semua titik ke fasilitas penting dan simpul transportasi umum hanya memakan waktu sekitar 10 menit saja. Kemudian, koneksi transit ekspres dari kawasan Inti Pusat Pemerintahan ke bandara strategis sekitar kurang dari 50 menit pada tahun 2030 nanti.
“Itu konsep di ring satu, sedangkan ring dua sekitar 56 ribu hektare dan ring tiga 256 ribu hektare,” jelasnya dalam kegiatan yang bertema ‘Mendukung Pembangunan Smart Forest City IKN Nusantara’ di Ballroom Hotel Mercure Samarinda.
Konsepnya beber orang nomor satu di Benua Etam itu, gedung fasilitas Negara dipastikan tidak berdekatan. Karena, jaraknya akan dibuat sekitar 1,5 kilometer.
“Misalnya, di titik A ada gedung kementerian tertentu. Kemudian di titik B itu ada lagi gedung kementerian lainnya namun jaraknya sekitar 1,5 kilometer,” terangnya.
“Di antara gedung itu akan ada bangunan yang terbuat dari kayu lempung, kayu kapur, kayu meranti atau pun kayu ulin dan pohon-pohon lainnya. Kawasan IKN Nusantara akan berbaur dengan satwa-satwa,” lanjutnya.
Dikatakan Didit yang merupakan Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Satgas PUPR Badan Otorita IKN Nusantara, tantangan terbesar dalam pembangunan ini yaitu memastikan agar kawasan tersebut tetap hijau namun dibalut modern.
“Ya, tantangannya itu bagaimana caranya agar kita membangun kota modern sementara hutannya tetap terjaga. Insha Allah Satgas sangat berhati-hati terhadap hal ini,” tegasnya.
(APR/ADV/Diskominfo Kaltim)
IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS