Samarinda, Klausa.co – Menjelang Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) 2024, wacana soal siapa yang layak disebut “Putra Daerah” kembali menjadi perbincangan hangat. Namun, bakal calon Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak pada isu tersebut dan lebih fokus pada masalah-masalah yang lebih penting dan menyangkut kepentingan nasional.
Menurut Rudy, dengan status Kaltim sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), pandangan mengenai isu lokal seperti “putra daerah” seharusnya diubah.
“Kaltim sekarang sudah berbeda. Kita harus melihat ini dalam konteks yang lebih luas, terutama sebagai IKN. Yang penting saat ini adalah bagaimana kita meningkatkan SDM, menciptakan lapangan kerja, mengembangkan ekonomi kreatif, serta memperkuat infrastruktur,” ujar Rudy saat ditemui di Kantor DPD Gerindra Kaltim, Selasa (10/9/2024).
Tak hanya itu, Rudy juga menekankan pentingnya digitalisasi di berbagai sektor di Kaltim. Menurutnya, digitalisasi merupakan kunci agar Kaltim mampu bersaing di tingkat nasional.
“Digitalisasi harus menjadi prioritas. Ini penting untuk memastikan kita bisa maju dan bersaing secara nasional,” tegasnya.
Ia juga menyinggung isu putra daerah yang menurutnya kerap digunakan tanpa dasar yang jelas menjelang pilkada.
“Sebenarnya, apa sih yang menjadi ukuran untuk disebut sebagai putra daerah? Apakah sekadar lahir dan besar di sini, atau ada kriteria lain?” tanya Rudy.
Lebih lanjut, Rudy menyatakan bahwa perdebatan semacam ini justru bisa menghambat kemajuan pembangunan di Kaltim.
“Jika kita terus terjebak dalam isu ini, kita akan kehilangan fokus pada hal-hal yang lebih penting untuk kesejahteraan masyarakat Kaltim,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Harian Tim Pemenangan Rudy-Seno, Irianto Lambrie, turut menyoroti keberagaman yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan di Kaltim. Menurutnya, isu putra daerah sudah tidak relevan lagi.
“Kaltim ini sudah terbiasa dengan keberagaman. Kita harus melampaui perdebatan ini dan fokus pada pembangunan bersama,” ucap Irianto.
Ia juga mendorong generasi muda untuk fokus pada visi pembangunan yang inklusif, tanpa terjebak pada isu asal-usul calon pemimpin.
“Dari sejarah kita tahu, dulu tidak ada perdebatan seperti ini, dan kita tetap bisa hidup rukun. Jadi, lebih baik kita fokus membangun masa depan,” imbuhnya.
Irianto menambahkan, pentingnya menjaga persatuan di tengah keberagaman masyarakat Kaltim, serta melihat Kaltim sebagai bagian integral dari Indonesia.
“Kalimantan Timur adalah bagian dari Indonesia. Kita harus bekerja sama dalam kerangka yang lebih besar demi pembangunan yang inklusif,” tuturnya.
Sebagai penutup, Irianto mengingatkan bahwa masyarakat harus lebih melihat pada kemampuan dan visi calon pemimpin, bukan asal-usulnya.
“Ini waktunya kita bersatu dan memajukan Kalimantan Timur dengan fokus yang jelas dan visi yang besar,” pungkasnya. (Yah/Fch/Klausa)