Klausa.co

Duka di Tikungan Vila Tamara, Kisah Hidup dan MendiangTiga Relawan GMS

Lokasi Kecelakaan yang menewaskan tiga relawan GMS di tikungan Perum Vila Tamara, Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Senin (9/12/2024) malam. (Foto: Yah/Klausa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Kecelakaan tragis di tikungan Perumahan Vila Tamara, Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Senin malam (9/12/2024), menyisakan duka yang mendalam. Tiga relawan Griya Mukti Sejahtera (GMS) kehilangan nyawa, sementara tiga lainnya luka-luka. Di balik tragedi itu, tersimpan kisah para relawan yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat dengan semangat dan kebersamaan.

Hikmal, salah satu korban, baru saja kembali ke Samarinda setelah bekerja di Kembang Janggut. Kevin, rekan sesama relawan, mengenang almarhum sebagai sosok yang rendah hati dan berbakti kepada keluarga.

“Hikmal baru dua minggu di Samarinda. Dia pulang karena ingin mencari pekerjaan yang lebih dekat dengan keluarga,” kata Kevin saat ditemui.

Baca Juga:  Dari Arena Tanding ke Pusat Komunitas: Transformasi GOR Sempaja di Samarinda

Para anggota GMS, lanjut Kevin, memiliki ikatan yang kuat. Sebagian besar dari mereka tumbuh bersama di lingkungan yang sama, membangun kebersamaan sejak kecil.

“Kami sudah berteman sejak lama, bahkan sebelum GMS terbentuk. Rasanya seperti keluarga besar,” ujarnya.

Semangat kebersamaan ini pula yang menjadi landasan dalam menjalankan tugas. Hikmal, bersama dua korban lainnya, Yuda dan Rona, kerap menghabiskan waktu malam di posko relawan.

“Itu waktu kami untuk berbagi cerita dan memperkuat solidaritas,” kata Kevin.

Hikmal, menurut Kevin, adalah sosok yang tak lelah menebar kebaikan. “Kalau bicara soal kebaikan Hikmal, tidak cukup kata-kata untuk menggambarkannya. Semua yang mengenalnya pasti merasa kehilangan besar,” katanya lirih.

Baca Juga:  Kedatangan Tamu Istimewa di Hari Kunjung Perpustakaan 2022, Ivan Sambut 100 Anak TK Al-Azhar Samarinda

Dalam tugas mereka, GMS memiliki protokol khusus. Relawan disarankan melakukan siaran langsung ketika berada di lokasi, terutama saat menangani kebakaran. Tujuannya, selain menghindari kesalahan, juga menjadi bukti jika ada halangan dalam menjalankan tugas.

Namun, tragedi malam itu membuktikan betapa risiko besar selalu mengintai. Kecelakaan tersebut merenggut tiga nyawa sekaligus, sementara Khairul Anam, salah satu korban selamat, masih terbaring di ruang ICU dengan cedera kepala serius.

“Kondisinya mulai stabil, tapi tetap dalam pengawasan ketat,” ungkap Kevin. Dua korban lainnya telah diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan. (Yah/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Anda tidak berhak menyalin konten Klausa.co

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co