Samarinda, Klausa.co – Koperasi Merah Putih Lempake di Kota Samarinda terus menunjukkan peran aktif sebagai penggerak ekonomi kerakyatan. Berbeda dari model pinjaman konvensional, koperasi ini memilih memberikan bantuan dalam bentuk barang sesuai jenis usaha anggotanya, bukan uang tunai.
Ketua Koperasi Merah Putih Lempake, Adung, mengatakan pendekatan ini dilakukan untuk memastikan dana koperasi benar-benar digunakan untuk kegiatan produktif.
“Kalau dia usaha kuliner, ya kita bantu kebutuhan dapur atau alat masaknya. Bukan dikasih uang tunai. Banyak kasus, minta Rp5 juta padahal cuma butuh Rp2 juta. Sisanya sering dipakai untuk kebutuhan yang nggak nyambung dengan usaha,” ujar Adung saat ditemui, Rabu (23/7/2025).
Ia juga menyebutkan bahwa sistem pengembalian pinjaman dibuat fleksibel. Pola cicilan disesuaikan dengan jenis dan ritme usaha para anggota.
“Petani bisa bayar saat panen. Kalau usaha lain, ya kita diskusikan model yang cocok. Kita dampingi dengan mitra juga, supaya keberlanjutannya jelas,” tambahnya.
Saat ini, Koperasi Merah Putih Lempake dikelola oleh lima pengurus dan tiga pengawas. Fokusnya adalah melayani kebutuhan warga di sekitar Kelurahan Lempake.
Tak hanya soal pinjaman, koperasi ini juga tengah mengupayakan kolaborasi untuk memperluas akses pasar petani lokal. Salah satu rencana konkret adalah menjalin kerja sama dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan pasokan hasil pertanian dalam jumlah besar.
“Sudah ada pembicaraan awal. Kita tinggal susun nota kesepahaman. Harapannya, produk petani bisa masuk ke skema MBG dan koperasi jadi penghubungnya,” jelas Adung.
Inisiatif ini dinilai sejalan dengan misi besar Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam mewujudkan swasembada pangan. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji bahkan menargetkan panen raya sebesar 50 ribu hingga 60 ribu ton gabah pada akhir Juli 2025.
“Diperkirakan akhir bulan ini panen akan meledak. Kita siap panen raya di beberapa kabupaten,” kata Seno Aji dalam kesempatan terpisah. (Din/Fch/Klausa)