Samarinda, Klausa.co – Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengingatkan jajaran kader di Kalimantan Timur (Kaltim) untuk serius membenahi struktur partai hingga ke akar rumput. Ia menegaskan bahwa kekuatan partai bukan terletak pada nama besar di pusat, melainkan pada solidnya pengurus tingkat kecamatan dan desa.
“Cek betul pengurus kecamatan, jangan hanya papan nama. Karena ujung tombak kita itu ada di situ,” kata Bahlil saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kalimantan Timur di Samarinda, Sabtu (19/7/2025).
Dalam pidatonya, Bahlil blak-blakan. Ia menyebut Golkar harus berani beradaptasi dengan zaman, termasuk merekrut kader-kader muda yang paham teknologi dan mampu menjangkau mayoritas segmen pemilih. Berdasarkan proyeksi Bahlil, kelompok usia 17 hingga 50 tahun akan menyumbang 72 persen suara pada Pemilu 2029.
“Tidak akan ada partai yang bisa bertahan kalau tidak mampu menarik simpati anak-anak muda. Maka kita harus siapkan strategi dan penetrasi yang tepat, termasuk lewat pemanfaatan IT,” tegasnya.
Bahlil juga menggunakan analogi menarik. Partai sebagai kapal induk dan organisasi sayap sebagai kapal sekoci. Menurutnya, semua harus berjalan seirama untuk memenangkan pertarungan politik.
“Organisasi-organisasi itu punya kader potensial yang sudah matang melalui proses organisasi. Kita harus aktifkan itu semua,” ujarnya.
Di hadapan para wartawan, Bahlil menyebut Musda ini sebagai bagian dari konsolidasi menyeluruh Partai Golkar. Ia datang bersama Sekjen, Bendahara Umum, dan Wakil Ketua Umum DPP Golkar untuk menunjukkan keseriusan partai dalam memperkuat mesin politik di daerah.
“Kita tetap akan melakukan konsolidasi terus. Golkar dalam Munas sudah memutuskan untuk mengawal pemerintahan Pak Prabowo,” kata Bahlil.
Soal kepemimpinan DPD Golkar Kaltim, Bahlil menyampaikan dukungan penuh kepada Rudi Mas’ud yang kembali maju sebagai calon tunggal.
“Baru mendaftar saja sudah enggak ada yang berani lawan Pak Rudi. Itu bukti beliau kader yang hebat, masuk barang itu,” ujar Bahlil sambil tertawa.
Dalam sesi wawancara, Bahlil juga menyinggung situasi ekonomi global yang menurutnya semakin kompetitif, termasuk perang tarif oleh Amerika Serikat. Ia mengklaim, melalui diplomasi pemerintah, tarif ekspor Indonesia ke AS berhasil ditekan dari 32 persen menjadi 19 persen.
Untuk Bumi Etam, Bahlil menyebut pembangunan pabrik ethanol pada 2027 sebagai bagian dari agenda hilirisasi nasional. Ia juga menyinggung revisi UU Minerba yang akan membuka ruang bagi koperasi dan perusahaan daerah untuk mengelola IUP batubara.
Namun saat diminta komentar soal tambang ilegal dan potensi kerugian negara sebesar Rp5,7 triliun, Bahlil menyatakan belum memperoleh informasi resmi dari internal Kementerian ESDM. Ia menyatakan akan menindaklanjuti jika data resmi tersedia.
Ditanya soal komitmen pada energi terbarukan dalam konteks Musda, Bahlil memilih menahan diri.
“Ini forum Musda ya. Saya hanya bicara Musda,” ucapnya singkat. (Din/Fch/Klausa)
