Kutai Barat, Klausa.co – Suasana Alun-Alun ITHO, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, berubah menjadi pesta rakyat pada Jumat, 3 November 2023. Ribuan warga dari berbagai suku dan budaya berkumpul untuk merayakan Festival Dangai Ehau, sebuah festival budaya yang digelar setiap tahun dalam rangka memperingati hari ulang tahun Kabupaten Kutai Barat yang ke-24.
Festival ini menghadirkan berbagai atraksi seni dan budaya yang menampilkan kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Kutai Barat. Mulai dari tarian tradisional, musik daerah, pameran kerajinan, hingga lomba-lomba rakyat. Salah satu yang menarik perhatian adalah lomba panjat pinang yang diikuti oleh berbagai kelompok masyarakat, termasuk anak-anak dan perempuan.
Tidak hanya warga lokal, festival ini juga dihadiri oleh tamu-tamu istimewa, di antaranya Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Pj. Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik, dan Bupati Kutai Barat FX Yapan.
Presiden Jokowi, yang datang dengan mengenakan pakaian adat Kutai Barat, mengaku sangat senang dan gembira bisa hadir di festival tersebut. Ia mengapresiasi semangat masyarakat Kutai Barat yang terus melestarikan dan memajukan kebudayaan daerah serta menggerakkan industri kreatif di daerah.
“Melalui festival-festival budaya seperti ini kita bisa saling belajar tentang kekayaan tradisi dan nilai-nilai budaya, toleransi, kerukunan, keharmonisan yang sudah diwariskan oleh para leluhur kita terdahulu,” ungkap Presiden.
Presiden juga menilai bahwa festival ini merupakan wujud nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar negara Indonesia. Meski terdiri dari berbagai suku dan budaya yang berbeda, masyarakat di Kutai Barat dapat hidup rukun secara berdampingan, saling menghormati, dan penuh kegembiraan.
“Memiliki tradisi berbeda-beda tetapi tetap hidup rukun berdampingan saling menghormati dan penuh kegembiraan,” ucap Presiden.
Sebagai bentuk penghargaan, Presiden Jokowi turut mendapatkan gelar adat berupa “Ajiq Tatau Narakng Bulau, Penimakng Sookng Matiiq, Penerajuuq Bawe Ayaakng”. Gelar tersebut memiliki makna yang berhak dan berwenang membentuk dan menetapkan putra-putri terbaik bangsa untuk melaksanakan tugas yang bertujuan perdamaian dan kesejahteraan.
Festival Dangai Ehau sendiri berasal dari bahasa Dayak Benuaq yang berarti “bersatu padu”. Festival ini merupakan simbol dari persatuan dan kesatuan masyarakat Kutai Barat yang terdiri dari berbagai suku, seperti Dayak Benuaq, Dayak Tunjung, Dayak Bahau, Dayak Kenyah, Dayak Kayan, Dayak Modang, Dayak Punan, Banjar, Jawa, Bugis, Madura, dan lain-lain.
Festival ini juga menjadi ajang promosi pariwisata dan potensi daerah Kutai Barat, yang dikenal sebagai Bumi Tanaa Purai Ngeriman. Kutai Barat memiliki berbagai destinasi wisata yang menarik seperti Danau Jempang, air terjun, dan lain-lain. (Mar/Bob/Klausa)