Samarinda, Klausa.co – Saat ini terjadi kenaikan harga berbagai komoditas. Namun saat ini Samarinda masih bisa mengendalikan angka inflasi yang biasanya menjadi akibat kenaikan harga. Hal tersebut disampaikan Plt Asisten II Kota Samarinda Abdullah.
Hal itu dia beber usai memimpin rapat teknis pengendalian inflasi Kota Samarinda di Ruang Sembuyutan, Lantai 3 Balai Kota Samarinda pada Senin (20/2/2023). Abdullah mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersama Organisasi Pengurus Daerah (OPD) membahas arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) melalui pertemuan daring tentang situasi inflasi di berbagai daerah.
Dalam pembahasan tersebut, Abdullah mengatakan, terjadi kenaikan berbagai harga komoditas. Khusnya bagi daerah bukan penghasil.
“Daerah Sulawesi, Jawa Timur dan Jawa Tengah justru mengalami surplus,” ucapnya.
Abdullah juga menyampaikan bahwa saat ini kenaikan harga komoditi cabe, beras, minyak, dan bawang di Samarinda masih dapat dikendalikan.
Diakuinya, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samarinda juga terus melakukan pengendalian dan identifikasi melalui cadangan pangan lokal. Termasuk, perkiraan panen bawang, cabe dan padi pada bulan Maret dan April.
“Sehingga akan membantu kestabilan ketersediaan pangan,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, OPD terkait telah melaksanakan survei sejak dua minggu yang lalu hingga Sabtu, 18 Februari 2023 perihal harga ikan layang yang sempat naik, namun telah mengalami penurunan dan terkendali.
“Walaupun mendapat informasi bahwa harga minyak mengalami kenaikan hingga Rp 16 ribu dikarenakan distributornya, namun masih terjangkau masyarakat,” ungkapnya.
Terdapat upaya lain terhadap ketahanan pangan, lanjut Abdullah, Komandan Distrik Militer (Dandim/0901) Samarinda juga telah melakukan penanaman komoditi bawang, cabe, jagung, dan padi di atas lahan seluas 3 hektar sejak sebulan yang lalu.
“Dua bulan lagi akan panen, sehingga menambah cadangan lokal kita,” papar Abdullah.
Pemkot Samarinda juga terus melakukan koordinasi dengan semua OPD terkait. Di antaranya, Bintara Pembina Desa (Babinsa), Polresta Samarinda, dan Badan Urusan Logistik (Bulog) perihal operasi pasar sebagai upaya Pemkot dalam pengendalian inflasi.
“Angka Inflasi Samarinda masih dibawah daripada nasional dan penerima operasi pasar sekitar 24 ribu orang,” pungkasnya. (Mar/Fch/Klausa)