Stadion Palaran Seperti Tempat Menggembala Sapi di Jerman

Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun (APR/Klausa.co)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Pelatih Persija Thomas Doll memberikan kritikan keras terhadap kondisi terkini Stadion Utama Palaran yang dianggap tidak layak disebut sebagai lapangan sepak bola.

 

Stadion terbesar di Benua Etam yang dipakai saat Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2008 itu pun disamakan seperti Jerman, lebih pantas dijadikan sebagai tempat untuk menggembala sapi.

 

Bahkan, Thomas Doll menolak apabila Persija kembali berlatih di lapangan seperti itu. Sebab, risiko cidera bagi para pemain akan sangat tinggi jika berlatih di tempat tersebut.

 

Menanggapi komentar pedas dari pria kelahiran 1966 itu, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur Muhammad Samsun merasa bahwa kritikan ini merupakan saran yang cukup bagus.

Baca Juga:  Masyarakat Harus Paham Wawasan Kebangsaan untuk Wujudkan Rasa Nasionalis yang Tinggi

 

Menurut Politikus PDI Perjuangan daerah pemilihan Kutai Kartanegara ini, daripada terlihat terbengkalai dan sangat tidak terurus. Lebih baik Stadion Utama Palaran dibuat menjadi lapangan yang produktif saja.

 

“Bagus, ide yang sangat bagus itu, kritikan dan saran yang bagus agar stadion kita ini bisa terlihat produktif. Minimal lebih produktif daripada hari ini,” ucap Samsun, saat dihubungi media ini melalui telpon seluler, Rabu (29/6/2022).

 

Pasalnya lanjut pria kelahiran Jember ini, Pemerintah Provinsi Kaltim tidak menggubris saran legislatif agar bangunan megah bertaraf internasional itu tetap mendapat perawatan setelah penyelenggaraan PON tahun 2008 lalu.

 

Akibat tidak menyelaraskan saran dari berbagai pihak, akhirnya bangunan berkapasitas 67.075 penonton dengan luas 88 hektare tersebut terlihat banyak yang retak hingga lantainya ambruk.

Baca Juga:  Samsun Beberkan Alasan APBD Kaltim 2024 Senilai Rp20,675 Triliun Disetujui Lebih Cepat

 

“Berkali-kali DPRD memberikan saran untuk memproduktifkan aset-aset Pemprov Kaltim terutama ex PON 2008, tapi kan sampai hari ini belum terkelola juga. Akhirnya, stadion kebanggaan kita menjadi tidak terawat seperti sekarang,” terangnya.

(APR/Klausa)

 

IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bagikan

.

.

Anda tidak berhak menyalin konten Klausa.co

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co