Kutim, Klausa.co – Menyoroti urgensi penataan permukiman sebagai langkah preventif dalam meminimalisir risiko kebakaran, Anggota DPRD Kutai Timur, Sobirin Bagus menegaskan, pengaturan jarak antar rumah merupakan kunci untuk mencegah api merambat dari satu bangunan ke bangunan lainnya. Dalam pernyataannya, Sobirin menguraikan pentingnya ruang antar rumah dalam upaya pengendalian kebakaran.
“Bencana seperti kebakaran memang tidak bisa diprediksi, namun langkah pencegahan tetap bisa diambil. Salah satunya dengan memastikan jarak antar rumah mencukupi,” ujarnya di depan media usai menghadiri rapat di DPRD Kutim, Rabu (31/7/2024).
Lebih jauh, Sekretaris Komisi C DPRD Kutim ini juga mengajak masyarakat untuk beralih dari rumah kayu ke rumah beton. Menurutnya, rumah beton memiliki keunggulan signifikan dalam hal ketahanan terhadap api.
“Sudah saatnya kita mempertimbangkan rumah beton. Meski semua jenis rumah bisa terbakar, rumah beton lebih tahan api dibandingkan rumah kayu,” tandasnya.
Tak hanya itu, Sobirin juga menekankan pentingnya penggunaan kabel listrik berkualitas tinggi. Ia memperingatkan, penggunaan kabel dengan kualitas rendah dapat meningkatkan risiko kebakaran.
“Jangan sampai karena ingin berhemat, kita memilih kabel yang tidak sesuai standar. Ini sangat berbahaya. Pastikan kabel yang digunakan memenuhi standar keamanan,” tegasnya.
Kekhawatiran khusus juga disampaikan Sobirin terhadap permukiman padat yang sering disebut sebagai “Perumahan jokowi.” Ia menilai, kondisi permukiman yang terlalu rapat bisa mempercepat penyebaran api saat kebakaran terjadi.
“Perumahan yang padat seperti ini sangat rentan. Jika terjadi kebakaran, api bisa cepat menyebar karena jarak antar rumah yang terlalu dekat,” katanya.
Sobirin berharap, dengan memperhatikan saran-sarannya, masyarakat bisa lebih waspada dan mengambil langkah-langkah preventif yang efektif untuk mengurangi risiko kebakaran. (Nur/Mul/ADV/DPRD Kutim)
