Klausa.co

Proyek Jalan Tepi Sungai Samarinda Dimulai dari Studi Kelayakan Tahun Ini

Aji Muhammad Fitra Firnanda, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Kaltim (Foto: Apr/Klausa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Samarinda tengah bersiap menata wajah. Di tengah geliat pembangunan, ide segar dilontarkan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud. Ia membayangkan sebuah jalan membentang di tepi sungai, dari Jembatan 1 menuju kawasan Jalan Kapten Soedjono atau Jembatan Achmad Amins (eks Mahkota 2).

Rencananya, jalan itu tak hanya untuk kendaraan, tapi juga untuk manusia berjalan kaki, berlari, dan mungkin, bersantai sambil berbelanja di kios UMKM.

“Beliau (Gubernur) menginginkan di sepanjang jalur itu adanya jalan di atas air, bisa untuk jogging, UMKM ada juga di situ, dan bisa jadi ikon Samarinda,” kata Aji Muhammad Fitra Firnanda, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (DPUPR-Pera) Kaltim, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Resmi akan Berebut Kursi Kaltim 1

Gagasan itu muncul saat sang gubernur menyusuri sungai, dari Jembatan 1 sampai dekat Mahkota 2. Bersama tim teknis, ia melihat potensi koridor air itu bukan hanya sebagai jalur transportasi, tapi juga ruang hidup baru. Coastal road versi Samarinda ini dirancang untuk mengurai kemacetan di Jalan Otto Iskandardinata dan kawasan Selili, sekaligus membuka ruang publik alternatif di sisi tepian.

Meski terdengar ambisius, pemerintah daerah tampak serius menindaklanjuti. Tahun ini, jelas Nanda, studi kelayakan dan perencanaan desain atau Detail Engineering Design (DED) tengah diusulkan dalam anggaran perubahan.

“Studi kelayakan kita usulkan tahun ini di Perubahan, mudah-mudahan bisa sama dengan DED-nya,” ujar Nanda.

Jalan ini dirancang membentang sekitar 3 kilometer. Mengenai lebar dan kapasitasnya, belum ada kepastian. Apakah bisa dilalui truk, atau hanya sebatas mobil dan motor? Semua akan dijawab dalam studi teknis mendalam yang menyusul.

Baca Juga:  Kuliah Umum FH Unmul, Mengulik Isu Perlindungan Pesisir dan Laut di Hadapan Bacalon Gubernur Kaltim

Yang pasti, jalan ini tak akan tinggi. Kapal besar tak akan bisa melintas di bawahnya.

“Paling perahu kecil saja yang bisa lewat, karena ini di pinggir sungai,” tambah Nanda.

Jika tak ada masalah, pembangunan fisik proyek ini baru akan dimulai pada 2027. (Din/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co