Klausa.co

Penjelasan Gerindra Soal Gagalnya Erick Thohir Jadi Bacawapres Prabowo

Erick Thohir (Foto: Istimewa)

Bagikan

Balikpapan, Klausa.co – Nama Erick Thohir sempat menguat sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Namun, di hari-hari terakhir, nama Erick tersingkir dari bursa cawapres Prabowo.

Ketua DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan alasan di balik perubahan pilihan tersebut. Menurutnya, hal ini merupakan hasil kesepakatan partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Ya itu tentu hasil kesepakatan partai-partai politik yang ada. Pengambil keputusan oleh KIM itu, kan, disepakati dengan cara musyawarah untuk mufakat. Nah, di ujungnya semua sepakat dengan Mas Gibran,” katanya dalam sebuah talkshow.

Andre menambahkan bahwa saat itu seluruh parpol KIM menilai Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi, merupakan pilihan terbaik untuk mendampingi Prabowo.

Baca Juga:  Jokowi Ajak Prabowo Tinjau Progres Pembangunan IKN, Optimisme dan Komitmen Menuju Ibu Kota Baru

Salah satu alasannya adalah karena mereka ingin melanjutkan rekonsiliasi yang sudah dirajut oleh Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019.

“Bagaimana Prabowo dan Jokowi melakukan rekonsiliasi menciptakan persatuan dan persatuan ini harus kita jaga ke depannya untuk memastikan tidak ada lagi polarisasi. Persatuan ini menjadi modal besar kita di 2024 ke depan untuk memastikan keberlanjutan dari fondasi yang sudah diletakkan Jokowi,” katanya.

Dukungan PAN

Terkait dukungan PAN terhadap Erick untuk menjadi cawapres Prabowo, Andre menyebut bahwa PAN akhirnya juga terbuka dengan siapa pun calon yang dipilih Prabowo.

“Pak Prabowo pun siap jika dengan siapa pun, karena beliau tokoh pemersatu bangsa. Dan tokoh seperti ini yang dibutuhkan Indonesia dalam menghadapi krisis,” ujarnya.

Baca Juga:  Partai Gerindra Kaltim Siap Menangkan Prabowo di Pilpres 2024

Andre juga menegaskan bahwa meski tidak jadi cawapres dan kemungkinan tidak akan masuk dalam tim pemenangan Prabowo-Gibran, Erick tetap berada dalam barisan pendukung KIM.

“Insyaallah Erick dukung Prabowo,” ujarnya.

Posisi Strategis Erick

Andre menjelaskan bahwa alasan lain yang membuat Erick tidak bisa menjadi cawapres atau bagian dari tim pemenangan Prabowo-Gibran adalah posisi strategis Erick di pemerintahan sebagai Menteri BUMN dan Plt Menko Marves menggantikan Luhut Binsar Panjaitan yang sedang sakit.

“Karena memang ada aturan, kalau tidak salah bahwa pejabat publik itu harus mengundurkan diri atau cuti. Nah, kalau Erick Thohir menjadi ketua timses, otomatis beliau harus cuti dari Menteri BUMN dan Plt Menko Marves,” kata Andre.

Baca Juga:  Akmal Malik Nyoblos di Kaltim, Ini Pesannya untuk Masyarakat

Andre mengakui bahwa hal ini tentu akan sulit bagi pemerintah karena kehilangan sosok Erick Thohir yang memiliki peran penting dalam mengelola BUMN dan menangani krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Tentu akan sulit bagi pemerintah kehilangan Erick Thohir,” katanya. (Mar/Bob/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co