Samarinda, Klausa.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bersiap menerapkan sistem parkir berlangganan yang ditargetkan mulai berlaku tahun ini. Langkah ini diambil sebagai solusi atas persoalan klasik perparkiran, termasuk maraknya juru parkir liar yang kerap meresahkan masyarakat.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa skema parkir berlangganan tengah dimatangkan. Ia menyebut sistem baru ini bakal menawarkan kemudahan bagi warga dan kepastian bagi pemerintah dalam menata perparkiran di ruang publik.
“Sistemnya sedang kami siapkan. Tahun ini kita implementasikan. Semua sedang disusun, mulai dari konsep hingga teknis operasional. Bahkan kami libatkan Polri dan TNI untuk membantu penindakan terhadap jukir liar,” ujar Andi Harun, Selasa (29/7/2025).
Lewat sistem berlangganan ini, warga cukup membayar satu tarif tetap per tahun untuk bisa parkir sepuasnya di lokasi-lokasi yang ditentukan. Untuk kendaraan roda dua, tarif berlangganan dipatok Rp480 ribu per tahun atau setara Rp1.111 per hari. Sementara mobil dikenakan tarif Rp1 juta per tahun atau sekitar Rp2.777 per hari.
Andi Harun menyebut skema ini jauh lebih murah dibandingkan praktik di lapangan saat ini.
“Sekarang motor bisa ditarik Rp2.000 per parkir, dan mobil bahkan sampai Rp10 ribu oleh jukir liar. Kalau sistem ini diterapkan, mau parkir berkali-kali tetap tidak berubah biayanya,” jelasnya.
Ia menambahkan, sistem ini adalah bagian dari pembenahan menyeluruh yang tengah dijalankan Pemkot Samarinda. Selain perparkiran, pemerintah juga tengah menuntaskan berbagai persoalan lain seperti banjir, kebersihan kota, dan layanan pendidikan.
“Kami tetap konsisten membenahi semua. Tapi jujur, kita harus mengurai satu per satu. Perlu kesabaran dan dukungan dari masyarakat,” tutupnya. (Yah/Fch/Klausa)
