Balikpapan, Klausa.co – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Timur (Dispora Kaltim) menggelar Nusantara Youth Fest 2023 di Balikpapan, Selasa (7/11/2023). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi pemuda, komunitas, dan seniman di Kalimantan Timur.
Salah satu yang hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda Dispora Kaltim, Bahri, yang mewakili Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik. Dalam sambutannya, Bahri menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya festival pemuda nusantara ini, yang menurutnya menjadi ajang untuk memotivasi generasi muda dalam menjaga nilai-nilai Sumpah Pemuda.
“Nilai-nilai Sumpah Pemuda adalah bertanah air, berbangsa, dan berbahasa yang satu, Indonesia. Ini adalah nilai yang harus kita jaga dan lestarikan sebagai bangsa yang besar dan beradab,” kata Bahri.
Bahri juga mengingatkan bahwa Kalimantan Timur memiliki keistimewaan sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Kaltim, yang kini dikenal dengan nama Ibu Kota Negara (IKN). Ia mengatakan bahwa IKN akan menjadi daerah yang beragam suku, agama, bahasa, seni budaya, dan adat istiadatnya, karena akan dihuni oleh penduduk yang datang dari seluruh Nusantara.
“Kita harus bersyukur dan bangga dengan hal ini, karena ini menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang majemuk dan toleran. Kita tidak boleh mempermasalahkan perbedaan-perbedaan yang ada, karena itu justru akan merusak persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia,” ujar Bahri.
Bahri menambahkan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam mengkampanyekan persatuan dan kesatuan bangsa, tanpa memandang suku, agama, dan ras. Ia mengimbau agar pemuda menjadikan seni budaya sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan identitas dan aspirasi mereka, sekaligus sebagai sarana untuk saling mengenal dan menghormati antara sesama anak bangsa.
“Seni budaya adalah warisan yang harus kita pelihara dan kembangkan, baik seni budaya Kaltim, IKN, maupun Indonesia pada umumnya. Jangan sampai kita kehilangan jati diri kita karena terpengaruh oleh seni budaya asing dan globalisasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita,” tutur Bahri. (Vo/Fch/ADV/Dispora Kaltim)
