IKN, Klausa.co – Kalimantan Timur akan segera menjadi pusat pemerintahan Indonesia. Di sana, pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara terus berlangsung dengan pesat. Berbagai fasilitas dan infrastruktur mulai terlihat berdiri di kawasan seluas 256 ribu hektare itu. Salah satunya adalah Bandara VVIP yang akan menjadi pintu masuk bagi para tamu negara.
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengatakan bahwa progres pembangunan Ibu Kota Baru hingga kini telah mencapai 40 persen lebih. “Yang dikerjakan sekarang juga sudah progresif, semua sudah lebih dari 40 persen,” kata Basuki di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (25/10). Basuki memastikan seluruh program pembangunan di Ibu Kota Baru berjalan mulus sehingga kini sudah banyak bangunan yang berdiri di kawasan itu. “Jadi, kalau dahulu misalnya ada enam bangunan, sekarang bangunannya sudah lebih dari 10. Kalau mau dipersentase membaginya naik turun, karena membesar, tetapi per program jalan baik,” ungkapnya.
Salah satu bangunan yang menjadi sorotan adalah Bandara VVIP yang akan digunakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para tamu negara. Bandara ini memiliki runway 3.000 x 45 meter dan mampu didarati pesawat berbadan besar jenis Boeing 777-300 ER dan Airbus A380. Adapun kapasitas apron mampu menampung tiga pesawat berbadan besar (Wide Body), ditambah satu pesawat berbadan kecil (Narrow Body); atau tujuh pesawat berbadan kecil, serta kapasitas helipad menampung tiga helikopter. Nilai paket konstruksi fisik pemenuhan sebagian kebutuhan pembangunan Bandara VVIP Ibu Kota Baru (sisi landasan udara) mencapai Rp 4,28 triliun yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Jokowi dijadwalkan akan meletakkan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Bandara VVIP pada 1 November 2023. Selain itu, ia juga akan meletakkan batu pertama untuk sejumlah bangunan lain di Ibu Kota Baru. “Ada tujuh kalau enggak keliru. Sudah ada rapat koordinasi untuk kunjungan presiden ke sana,” kata Basuki.
Pembangunan Ibu Kota Baru tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga sosial, ekonomi, dan budaya. Masyarakat Kalimantan Timur, khususnya yang tinggal di sekitar kawasan Ibu Kota Baru, berharap pembangunan ini bisa meningkatkan kesejahteraan dan pelestarian lingkungan. “Kami berharap Ibu Kota Baru bisa membawa kemajuan bagi daerah kami, tetapi juga tetap menjaga kelestarian alam dan budaya kami,” ujar Siti, salah satu warga Balikpapan.
Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur akan menjadi simbol perubahan Indonesia. Di sana, berbagai fasilitas dan infrastruktur modern akan berdiri dengan megah. Namun, di balik kemegahan itu, ada juga harapan dan tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat. Apakah Ibu Kota Baru akan menjadi kota impian atau mimpi buruk? (Mar/Bob/Klausa)