Klausa.co

Ketika Lisa BLACKPINK dan Labubu-hanku Isran Noor Bergabung dalam Tren Global: Mengapa Labubu Jadi Ikon Pop?

Tren boneka Labubu (Foto: Istimewa)

Bagikan

Klausa.co – Labubu, karakter yang awalnya diperkenalkan sebagai figur kecil dari dunia seni dan koleksi, kini telah berkembang menjadi ikon pop yang mendunia. Dari tangan selebriti internasional seperti Lisa BLACKPINK hingga panggung politik Indonesia yang diikuti oleh calon gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, tren Labubu telah melampaui batasan dunia hiburan dan menjadi fenomena lintas budaya.

Awal Mula Labubu: Dari Kasing Lung ke Pop Mart

Labubu adalah salah satu karakter utama dalam seri “The Monsters,” yang diciptakan oleh Kasing Lung pada tahun 2015. Terinspirasi dari dongeng Nordik, karakter ini dikenal dengan telinga runcing, gigi bergerigi, dan ekspresi nakal namun penuh pesona. Kolaborasi dengan Pop Mart pada tahun 2019 mengubah Labubu dari karakter yang semula hanya populer di kalangan kolektor menjadi fenomena global, berkat penjualan kotak misteri (blind box) yang menciptakan elemen kejutan bagi para penggemar.

Lisa BLACKPINK dan Efek Bandwagon

Popularitas Labubu melonjak drastis ketika Lisa, anggota girl group K-pop global BLACKPINK, memamerkan boneka Labubu dalam unggahan Instagram-nya pada tahun 2024. Sejak saat itu, pengaruh global Lisa membantu memperkenalkan Labubu kepada penggemar K-pop dan fashion di seluruh dunia. Pengaruh Lisa, ditambah dengan keunikan karakter Labubu, menciptakan efek “Bandwagon,” di mana lebih banyak orang terdorong untuk ikut serta dalam tren ini.

Baca Juga:  6 Cara Hubungan Seks Tahan Lama

Pengaruh selebriti dalam mendorong tren budaya pop bukan hal baru, namun yang membuat Labubu berbeda adalah eksklusivitasnya. Pop Mart sering merilis edisi terbatas, yang membuat kolektor berebut untuk mendapatkan versi eksklusif dari karakter ini. Inilah yang menciptakan fenomena FOMO (Fear of Missing Out), sehingga Labubu menjadi incaran di kalangan penggemar fashion dan mainan di seluruh dunia.

Advertisements

Labubu Masuk Politik: Isran Noor Menggunakan Boneka dalam Kampanye

Yang tidak kalah menarik adalah bagaimana Labubu merambah ke ranah politik Indonesia. Dalam kampanye politiknya, calon gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, memperkenalkan Labubu sebagai bagian dari pendekatan uniknya untuk berkomunikasi dengan pemilih. Dalam salah satu kampanye, Isran memanfaatkan boneka Labubu yang disebutnya “Labubu-hanku”—sebuah permainan kata dari bahasa Banjar yang berarti keluarga atau saudara.

Baca Juga:  Dua Hari di Kaltim, Ini Agenda Presiden Joko Widodo

“Jangan lupa lah, Labubu-hanku. Pilih nomor satu. Pahamlah ikam,” sebut Isran dalam sebuah unggahan di akun Instagram resminya.

Dalam unggahan itu, tangan kiri Isran memegang boneka Labubu berwarna putih. Langkah ini menunjukkan bagaimana figur budaya pop dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk politik.

Dari sisi lambang, Isran menggambarkan Labubu sebagai simbol yang cocok dengan citranya: nakal namun baik hati. Penggunaan karakter ini bukan hanya untuk menarik perhatian, tetapi juga sebagai cara untuk memperkuat pesan kampanye yang dekat dengan masyarakat.

Mengapa Labubu Menjadi Simbol Pop yang Dikenal di Dunia?

Kesuksesan Labubu terletak pada kemampuannya untuk menyatukan dua strategi yang tampaknya bertolak belakang: efek massa dan eksklusivitas. Sementara pengaruh selebriti seperti Lisa BLACKPINK membantu menarik perhatian global, penjualan edisi terbatas menciptakan aura eksklusivitas yang memikat kolektor. Strategi ini tidak hanya berhasil di dunia, tetapi juga menembus pasar di Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Singapura, di sana Labubu bahkan dijadikan maskot pariwisata.

Labubu telah melampaui sekadar figur mainan dan menjadi ikon pop budaya global. Dari panggung K-pop internasional hingga politik lokal di Indonesia, karakter ini terus mendapatkan popularitas dan relevansi di berbagai kalangan. Kombinasi antara daya tarik selebriti, eksklusivitas, dan pesan yang universal membuat Labubu tetap menjadi fenomena yang menarik di tahun 2024. (Fch2/Klausa)

Bagikan

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co