Klausa.co

Cegah Penularan ke Bayi, Dinkes Kaltim Gencarkan Deteksi Dini Hepatitis pada Ibu Hamil

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin. ( Foto : Din/Klausa )

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Bertepatan dengan peringatan Hari Hepatitis Sedunia pada hari ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus menggencarkan program deteksi dini hepatitis sebagai langkah strategis memutus rantai penularan penyakit menular tersebut. Fokus utama saat ini adalah kelompok ibu hamil, mengingat potensi penularan hepatitis B dari ibu ke anak masih menjadi ancaman serius.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskan bahwa skrining hepatitis bagi ibu hamil sangat krusial dilakukan sejak awal kehamilan.

“Deteksi dini dilakukan sejak awal kehamilan agar jika hasilnya positif, ibu bisa segera ditangani dan bayi mendapat perlindungan,” ujarnya, Senin (28/7/2025).

Dari hasil skrining yang dilakukan Dinkes Kaltim sepanjang pertengahan tahun ini, tercatat sebanyak 1.197 kasus hepatitis B dari total sekitar 55.000 ibu hamil yang diperiksa.

Baca Juga:  Warga Loa Buah Minta Pemkot Bangun Puskesmas, Sudah Wakafkan Tanah 10 Kaveling

Angka tersebut setara dengan 2 persen dan menunjukkan bahwa kelompok ibu hamil merupakan populasi yang rentan terhadap penyakit hepatitis B.

Jaya menjelaskan, bahwa hepatitis B bisa berkembang menjadi penyakit kronis seumur hidup, meski pada sebagian kasus dapat disembuhkan jika ditangani dengan baik.

“Tubuh kita bisa melawan dengan antibodi, seperti anti-HBS. Tapi jika tidak ditangani, bisa berisiko menjadi kronis bahkan menyebabkan kanker hati,” katanya.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti hepatitis C yang kerap dikaitkan dengan pengidap HIV.

“Di Kaltim, populasi dengan HIV juga menjadi target skrining hepatitis C karena tingkat keterkaitannya yang tinggi,” ungkapnya.

Untuk menekan angka kelaziman hepatitis, Dinkes Kaltim memperkuat upaya vaksinasi hepatitis B yang telah menjadi bagian dari 14 imunisasi dasar lengkap bagi balita. Vaksinasi juga diperluas ke kelompok anak sekolah melalui program pemeriksaan kesehatan rutin.

Baca Juga:  Pemprov Kaltim Pangkas Anggaran, Fokus Jaga Program Prioritas dan Infrastruktur

“Anak-anak sekolah sekarang juga kami lakukan pengecekan hepatitis B. Selain itu, bayi baru lahir, ibu hamil, serta tenaga kesehatan dan kelompok risiko tinggi lainnya juga menjadi sasaran,” jelas Jaya.

Pemprov Kaltim menargetkan cakupan deteksi dini hepatitis B dan C bisa mencapai 96,7 persen pada tahun 2024, mendekati target nasional sebesar 97 persen. Meski begitu, Jaya mengakui bahwa laporan dari sejumlah kabupaten/kota masih dalam proses pengumpulan.

“Kita ingin masyarakat tidak sampai terpapar, baik hepatitis A, B, apalagi C. Maka dari itu, vaksinasi dan deteksi dini menjadi ujung tombak,” tegasnya. (Din/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co