Samarinda, Klausa.co – Kelangkaan elpiji 3 kilogram bersubsidi di Samarinda makin menjadi sorotan. Meski Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) sempat merekomendasikan kenaikan harga pada 2024 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) tetap bertahan dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 18 ribu.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menegaskan, keputusan ini masih menunggu arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Pertamina. Pasalnya, kewenangan menaikkan harga ada di pemerintah pusat, sementara daerah hanya mengatur biaya transportasi.
Namun, menurut AH, sapaan akrabnya, masalah utama bukan soal harga, melainkan ada indikasi permainan dalam distribusi.
“Kelangkaan ini bukan karena biaya transportasi murah. Kuota dari Pertamina tidak berkurang, tapi masyarakat tetap kesulitan mendapatkan elpiji subsidi. Artinya, ada yang bermain,” tegasnya.
Pemkot pun tak ingin gegabah menaikkan harga hanya karena desakan pihak tertentu. AH bahkan mempertanyakan apakah kenaikan biaya transportasi benar-benar bisa menyelesaikan masalah.
“Kalau ada yang berani menjamin bahwa dengan kenaikan biaya transportasi elpiji tidak langka lagi, kami siap keluarkan perwali. Tapi nyatanya, tak ada yang berani menjamin,” ujarnya.
Lebih jauh, AH mencurigai adanya mafia yang mengendalikan distribusi gas subsidi ini.
“Kami menduga ada geng mafia yang bermain. Kuota tetap, tapi barang langka. Ada sesuatu yang tidak beres,” cetusnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Samarinda telah menerbitkan kartu kendali pembelian elpiji bersubsidi sejak September 2024. Kartu ini khusus untuk warga miskin agar mereka tidak perlu berebut dengan pihak yang tidak berhak.
“Kami ingin elpiji bersubsidi benar-benar dinikmati masyarakat miskin. Kalau ini berjalan baik, ke depan kami pertimbangkan juga untuk UMKM,” kata AH.
Untuk memastikan distribusi berjalan transparan, ia telah menginstruksikan Asisten II Pemkot Samarinda agar mengawasi penerapan kartu kendali tersebut.
“Kami tak ingin ada pihak yang bermain dalam distribusi elpiji subsidi ini. Pengawasan akan terus diperketat,” pungkasnya. (Yah/Fch/Klausa)