Kukar, Klausa.co – Desa Loa Kulu Kota di Kutai Kartanegara (Kukar) bukan desa biasa. Desa ini telah mengukir prestasi melalui produk unggulannya, yaitu kerajinan rotan yang tak hanya fungsional, tetapi juga sarat makna budaya.
Kerajinan rotan, atau Penjalin dalam bahasa Suku Kutai, telah menjadi bagian integral dari budaya dan ekonomi desa sejak masa Kesultanan Kutai berabad-abad lalu. Lebih dari sekadar barang fungsional, kerajinan rotan mewakili kearifan lokal dalam penggunaan bahan alami.
Kepala Desa Loa Kulu Kota, Muhammad Rizali, dalam wawancaranya dengan Klausa.co, mengungkapkan rasa bangganya terhadap kursi mebel rotan buatan desa.
“Produk ini bukan hanya menggabungkan kearifan lokal dengan kebutuhan modern, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi desa,” ungkapnya.
Dukungan terhadap produk lokal pun dibuktikan dengan penggunaan kursi mebel rotan di kantor desa, termasuk kursi kepala desa dan kursi tamu. Hal ini menjadi bentuk nyata dukungan terhadap para pengrajin lokal.
Rizali menambahkan bahwa desa ini menerima pesanan khusus dari pelanggan yang ingin mendapatkan produk sesuai dengan keinginan mereka.
“Kami menawarkan kursi tamu set yang dapat disesuaikan dengan harga sekitar Rp 6,5 juta. Pemesanan dapat dilakukan langsung kepada pengrajin di desa,” tuturnya.
Menariknya, minat terhadap produk rotan Desa Loa Kulu Kota tak hanya datang dari dalam negeri. Pengunjung dari Jepang dan Rumania telah memesan dalam jumlah besar, menandakan daya tarik produk lokal hingga ke pasar internasional.
Meskipun demikian, Rizali mengakui bahwa desa ini masih menghadapi tantangan dalam memenuhi pesanan yang besar dengan kapasitas produksi yang terbatas.
“Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan potensi lokal dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi desa,” tegasnya.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah desa dan minat yang terus meningkat dari pasar internasional, harapannya produk rotan Desa Loa Kulu Kota dapat terus berkembang dan menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat setempat. Keindahan rotan Loa Kulu Kota tak hanya akan menjadi bagian dari warisan budaya yang dilestarikan, tetapi juga membawa nama desa ke kancah internasional. (Ah/Fch/ADV/Diskominfo Kukar)