Samarinda, Klausa.co – Ngobrol Pilkada Kalimantan Timur, atau lebih dikenal dengan sebutan #NgoPi Kaltim, kembali bergulir. Diinisiasi oleh Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim, diskusi ini telah mencapai edisi keempatnya. Pada sesi kali ini, topik yang diangkat adalah “Yang Terdampak, Yang Terdepak (Residu Demokrasi)” yang berlangsung di Odah Bekesah, RT. 37, Kelurahan Dadi Mulya, Jumat (18/10/2024).
Dalam forum tersebut, dua pemantik turut hadir Anni Juwariyah dari Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kaltim, serta Suwardi Sagama, seorang akademisi dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda.
Suwardi, dalam paparannya, menyoroti pentingnya tata kelola demokrasi yang tidak boleh abai. Kesalahan sistem, menurutnya, dapat meninggalkan residu yang merugikan pada Pilkada berikutnya.
“Kebijakan yang lahir dari pasangan calon terpilih, apabila tidak diikuti dengan pengawasan yang ketat, akan menjadi bumerang. Masyarakatlah yang kelak akan menanggung akibatnya,” ujar Suwardi.
Ia menegaskan, tanpa pengawalan yang baik, para pemimpin terpilih bisa leluasa mengatur masyarakat sesuai keinginannya, dan hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan warga di masa mendatang.
Momentum Pilkada Kaltim, lanjut Suwardi, menjadi ruang penting untuk mengawal proses demokrasi dengan serius. Jangan sampai ada gerakan yang merusak semangat demokrasi, terutama di tanah Benua Etam ini.
“Pesta demokrasi harus menjadi sarana bagi masyarakat untuk melihat siapa calon pemimpin mereka, memahami visi-misi yang diusung, serta menggali gagasan besar yang akan dibawa untuk memimpin,” tambahnya.
Ia juga memperingatkan agar masyarakat tidak tertipu oleh janji manis yang justru bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan.
“Jangan sampai visi-misi yang mereka janjikan berbanding terbalik dengan kenyataan setelah mereka terpilih,” tegas Suwardi.
Pilkada, bagi Kaltim, bukan sekadar memilih pemimpin, tapi juga tentang memastikan perjalanan demokrasi tetap berada di jalur yang semestinya, tanpa ada yang tercecer atau terdepak dari sistem. (Wan/Fch/Klausa)