Samarinda, Klausa.co – Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, membantah keras tudingan bahwa dirinya tengah menikmati liburan ke London, Inggris, saat masyarakat Balikpapan menghadapi krisis kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
Pernyataan ini ia sampaikan menanggapi sorotan tajam dari Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, yang sebelumnya dalam RDP bersama Dirut Pertamina dan PLN, mempertanyakan kepekaan Rahmad selaku kepala daerah saat rakyatnya harus antre panjang demi mendapatkan BBM.
“Siapa bilang langka? Ini harus diklarifikasi dulu. Langka dengan lambat distribusi itu beda. Kalau langka itu barangnya tidak ada, sementara ini hanya masalah distribusi dari Pertamina ke depo-depo,” tegas Rahmad usai menghadiri acara Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPD di Kantor BPK Perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (23/5/2025).
Rahmad menekankan bahwa distribusi BBM bukan merupakan ranah pemerintah kota, melainkan wewenang penuh Pertamina. Meski begitu, ia mengaku tetap bertanggung jawab atas dampaknya kepada warga Balikpapan dan langsung mengambil langkah tegas.
“Saya minta ke GM Patra Niaga, kalau Pertamina tidak sanggup jamin distribusi, serahkan ke Pemkot melalui perusda. Tapi sekarang mereka sudah sanggupi,” ungkapnya.
Rahmad menjelaskan, bahwa kepergiannya ke London pada 12 Mei lalu, telah mendapat izin resmi dari Kementerian Dalam Negeri. Tujuannya adalah mendampingi anaknya yang akan menempuh pendidikan di sana.
“Ini bukan liburan. Anak saya harus didampingi karena belum 18 tahun. Saya berangkat sebagai orang tua. Harusnya saya di sana 10 hari, tapi saya pulang lebih cepat karena mendengar kabar kelangkaan BBM,” ujar Rahmad.
Ia mengaku langsung mempersingkat perjalanannya dan pulang pada Minggu (18/5/2025), lebih awal dari rencana semula tanggal 24 atau 25 Mei. Bahkan, ia menyebut tetap aktif memantau situasi dari pesawat menggunakan Wi-Fi.
“Saya monitor dari udara. Minggu malam saya langsung telepon semua GM Pertamina, minta agar BBM segera didistribusikan. Dan terbukti, Senin malam BBM mulai masuk ke kota, dan Selasa pagi sudah normal,” jelasnya.
Namun, Rahmad menegaskan, bahwa ia tidak tinggal diam. Ia memastikan distribusi Pertamax kembali berjalan normal sejak Selasa, dan saat ini pasokan BBM di Balikpapan sudah stabil.
“Silakan dicek. Sekarang sudah lancar. Mau isi BBM sebanyak-banyaknya juga sudah bisa,” pungkasnya.
Sebelumnya, kritik terhadap Rahmad Mas’ud muncul dari Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Dirut Pertamina dan PLN, Kamis (22/5/2025) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Mufti menilai krisis BBM di Balikpapan sebagai ironi besar, mengingat kota tersebut dikenal menjadi lokasi kilang minyak terbesar kedua di Indonesia.
“Kelangkaan BBM di Balikpapan tentu ini sebuah ironi. Kota minyak, tapi langka minyak. Balikpapan yang selama ini kita tahu sebagai produsen minyak, hari ini justru rakyatnya antre BBM berkilo-kilometer,” tegas Mufti.
Ia mempertanyakan alasan di balik lambatnya distribusi BBM dan menilai penjelasan teknis dari pihak terkait belum memadai.
“Kalau Patra Niaga bilang ini kendala distribusi, ini Balikpapan, lho, Pak. Ini bukan Papua. Penjelasan ini tidak cukup. Kalau di kota dengan fasilitas minyak seperti Balikpapan saja bisa langka, bagaimana dengan daerah lain?” ujarnya.
Mufti juga menyinggung soal kehadiran kepala daerah dalam kondisi krisis. Ia menyayangkan sikap Rahmad Mas’ud yang dinilai kurang menunjukkan kepekaan terhadap penderitaan masyarakat.
“Termasuk ketika rakyat Balikpapan hari ini kesusahan mengantre BBM, wali kotanya malah pergi ke London. Kadang sensitivitas kita terhadap penderitaan rakyat itu memang kurang. Ini soal empati, soal respons cepat, bukan sekadar teknis,” tandasnya. (Din/Fch/Klausa)