Kutim, Klausa.co – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Jimmi, menyoroti minimnya pemanfaatan terminal di berbagai kecamatan. Menurutnya, masyarakat masih terbiasa dengan layanan jemput langsung dan belum beralih ke angkutan bus terminal.
“Terminal di Kutim sudah menjangkau hingga kecamatan, tapi sayangnya belum dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Jimmi saat ditemui di kantor DPRD Kutim belum lama ini.
Ia mengusulkan peningkatan fasilitas terminal sebagai solusi untuk menarik minat masyarakat. Dia menyebut, fasilitas di terminal perlu ditingkatkan, seperti menyediakan sarana rekreasi agar pengunjung merasa nyaman dan tertarik menggunakan angkutan umum. Namun, Jimmi menyadari tantangan dalam menarik minat masyarakat dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk meramaikan terminal.
“Memang sulit, karena yang harus meramaikan terminal itu adalah UKM. Kami berharap ada perputaran ekonomi di sekitar terminal. Sayangnya, UKM enggan membuka usaha di terminal karena minimnya peminat,” ungkapnya.
Wakil ketua komisi C DPRD Kutim ini juga menekankan pentingnya lokasi terminal yang strategis, dekat dengan pemukiman.
“Terminal dalam kota yang diwacanakan harus berada di lokasi yang mudah diakses dari permukiman. Seperti Terminal Pelabuhan Kenyamukan yang terhubung dengan muara darat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Jimmi menambahkan bahwa fokus pengerjaan terminal di tahun 2025 haruslah pada peningkatan fasilitas. Tahun ini, pengerjaan terminal sudah termasuk kantor representatif pelabuhan.
“Dengan anggaran Rp 120 miliar, saya kira itu sudah cukup,” tuturnya.
Menurutnya, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap terminal di Kutim sangatlah penting. Dewan akan terus mendorong peningkatan fasilitas dan menarik minat masyarakat untuk menggunakan terminal.
“Ini demi kenyamanan dan kemajuan ekonomi daerah,” pungkasnya. (Nur/Mul/ADV/DPRD Kutim)
