Samarinda, Klausa.co – Kota Astana, ibu kota Kazakhstan, adalah saudara kembar dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Astana dulunya adalah kota kecil bernama Akmola, yang kemudian diubah menjadi kota besar oleh arsitek Jepang Kisho Kurokawa. Penduduk Astana meningkat pesat dari 200 ribu jiwa menjadi 1,3 juta jiwa. Namun, 80 persen di antaranya adalah pendatang.
Nusantara juga harus mengalami transformasi seperti Astana. Kota ini harus menjadi pusat peradaban dunia dan pemain global. Untuk itu, masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim), terutama Samarinda, harus berperan aktif dalam pembangunannya.
Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun dalam Dialog Nusantara, Minggu (3/9/2023).
“Kita harus memberikan dukungan bagi pembangunan Nusantara sebagai kota dunia pada masa yang akan datang,” katanya.
Orang nomor wahid Kota Tepian itu menekankan, Nusantara tidak boleh meniru Jakarta, yang tidak dipersiapkan secara matang. Lebih dari itu, Nusantara harus benar-benar dipersiapkan dan didesain sebaik-baiknya agar Indonesia tidak lagi mengulang sejarah.
Pria kelahiran 1972 itu mengungkap banyak faktor yang membuat wajah Jakarta menjadi seperti sekarang. Di antaranya, Jakarta tak dibangun dan dipersiapkan secara komplit.
“Hal ini yang sering saya sampaikan ke Bappenas RI, jangan sampai mengulangi sejarah pembangunan Jakarta,” terangnya, di Cafe Bagio’s, Jalan KH Abdurrasyid, Samarinda.
Tak komplit di sini, lanjut Andi Harun, kota-kota satelit di yang tergabung dalam ring Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) baru dibangun belakangan. Harusnya pembangunannya sejalan dengan DKI Jakarta.
“Jakarta membuat kota-kota sekitarnya tertinggal dan terbebani,” tegasnya.
Tentu selain kota cerdas, lanjut Andi Harun, pastinya Pemerintah juga ingin menghadirkan Nusantara itu sebagai kota yang tetap bisa bertahan dan mampu beradaptasi terhadap semua kemungkinan potensi risiko di masa depan.
“Kita harap Nusantara menjadi kota yang berkelanjutan. Makanya harus benar-benar dipersiapkan dan didesain sesuai dengan kondisi alam, kebhinekaan, terhubung aktif dan mudah diakses, rendah emisi karbon, aman dan terjangkau, mengikuti perkembangan zaman dengan teknologi canggih serta perekonomian yang stabil,” jelasnya.
Andi Harun berharap Nusantara menjadi model kota dunia dan sentrum peradaban dunia. Namun, dia menyadari bahwa hal itu membutuhkan proses dan waktu yang panjang. Seperti halnya Astana, yang membutuhkan waktu 25 tahun untuk dibangun.
“Entah seberapa lama akan dibangun, tugas kita adalah mendukung dan ikut terlibat di dalamnya,” tegasnya. (Apr/Mul/Klausa)