Samarinda, Klausa.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) mengubah arah pembangunan desa dengan pendekatan yang lebih maju. Caranya dengan menempatkan desa sebagai penggerak ekspor. Upaya ini diwujudkan melalui kerja sama strategis dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Mereka akan fokus membina dan membiayai pelaku usaha desa untuk menembus pasar global.
Nota kesepahaman antara Pemprov Kaltim dan LPEI resmi diteken pada Rabu (25/6/2025). Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengatakan kemitraan ini diarahkan untuk mendorong munculnya komoditas unggulan ekspor dari berbagai desa potensial di Bumi Etam.
“Kami ingin UMKM, koperasi, dan Bumdes di desa mampu bersaing secara global lewat peningkatan kualitas produksi dan dukungan pembiayaan ekspor,” kata Seno usai penandatanganan.
Kerja sama ini senapas dengan program Desa Devisa milik LPEI. Dalam program tersebut mereka memberikan pelatihan, pendampingan teknis, hingga akses pembiayaan ekspor kepada pelaku usaha desa. Harapannya, desa tidak hanya menjadi wilayah penerima bantuan, tetapi turut mengambil peran aktif dalam pembangunan ekonomi nasional.
Beberapa daerah di Kaltim, seperti Berau, Kutai Timur, dan Mahakam Ulu, disebut telah menunjukkan potensi besar. Komoditas seperti kakao, rumput laut, lada, pisang, hingga produk UMKM olahan dinilai siap untuk masuk ke pasar ekspor jika didukung dengan strategi dan pendanaan yang tepat.
“Dengan pembiayaan yang tepat, pelatihan yang berkelanjutan, dan akses pasar yang luas, kami ingin menjadikan desa bukan lagi sekadar objek pembangunan, tetapi subjek utama dalam penggerak ekonomi daerah,” ujar Seno. (Din/Fch/ADV/Diskominfo Kaltim)