Klausa.co

Ayah Harus Ikut Tangani Stunting

Ilustrasi (Foto: Google)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Stunting bukan hanya urusan ibu. Ayah juga harus ikut bertanggung jawab dalam mencegah dan menangani gangguan pertumbuhan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. Itulah pesan yang disampaikan oleh Deasy Evriyani, Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Kota Samarinda.

“Kalau bicara suami dan istri, itu kan satu keluarga dan satu tim. Perlu peran ayah juga dalam menangani stunting. Intinya, bukan hanya urusan ibu saja,” kata Deasy kepada klausa.co pada Selasa (21/4/2023).

Deasy menjelaskan, peran ayah dalam rumah tangga sangat beragam. Mulai dari memberikan sumber pangan bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan anak, memastikan kebersihan lingkungan dan sanitasi rumah agar terhindar dari infeksi, hingga memberikan dukungan emosional pada ibu dan anak.

Baca Juga:  Pedagang Tepian Mahakam Boleh Jualan Lagi, Tapi Terbatas

Dukungan emosional itu bisa berupa menemani ibu melakukan pemeriksaan kehamilan, menemani anak bermain, atau memberikan pujian dan motivasi.

“Ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga dan mencegah stres yang bisa mempengaruhi kesehatan ibu dan anak,” ujar Deasy.

Deasy mengatakan, stunting tidak hanya dipengaruhi oleh pola makan dan gizi pada anak. Tetapi juga oleh faktor lingkungan dan pola asuh keluarga.

“Sanitasi dan kebersihan, hingga pola asuh keluarga juga sangat penting diperhatikan,” tuturnya.

Menurut data DP2PA Kota Samarinda tahun 2022, prevalensi stunting di kota tersebut mencapai 19 persen dari total 55.000 balita. Angka ini masih di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan batas maksimal stunting sebesar 10 persen.

Baca Juga:  Wali Kota Samarinda Ungkap Rencana Bangun Pintu Air di Jembatan Satu untuk Cegah Banjir

Untuk mengatasi masalah ini, Deasy mengajak para ayah untuk mendampingi istrinya secara maksimal. Mulai dari masa kehamilan hingga kelahiran.

“Ayah harus setia mendampingi dan memenuhi gizi selama istri hamil. Ketika anak lahir, ayah juga harus mendukung pemberian ASI eksklusif dan imunisasi yang lengkap,” imbaunya.

Deasy berharap, dengan keterlibatan ayah dalam penanganan stunting, angka stunting di Kota Samarinda bisa menurun secara signifikan.

“Ketika ayah tidak mendukung pemenuhan hak tumbuh kembang anak, tidak memberi lingkungan yang aman dan nyaman, tidak memberi makanan bergizi, tidak memberi pola asuh yang sesuai ketentuan. Intinya tidak melakukan berbagai upaya dari hulu ke hilir, maka anak tersebut berpotensi stunting,” tegasnya. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)

Baca Juga:  Tinjau Beberapa Lokasi Pembangunan, Walikota Samarinda Fokus Penanggulangan Banjir

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co