Mahulu, Klausa.co – Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, masyarakat Kampung Ujoh Bilang, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), tetap teguh memegang akar budayanya. Salah satunya lewat pelaksanaan Pare Maring, tradisi adat sebagai wujud rasa syukur atas panen pertama yang hingga kini terus dipertahankan.
Perayaan berlangsung di Balai Adat Kampung Ujoh Bilang, Minggu pagi (16/2/2025), dan dihadiri berbagai tokoh daerah. Sekretaris Daerah Mahulu, Dr. Stephanus Madang, hadir mewakili Bupati Mahulu Dr. Bonifasius Belawan Geh, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan budaya tersebut.
Dalam sambutan tertulis Bupati, Pare Maring digambarkan sebagai simbol kebersamaan, persatuan, dan gotong royong yang telah lama menjadi nilai utama masyarakat Dayak.
“Tradisi ini bukan hanya seremoni panen, tapi juga momentum membangun solidaritas di tengah masyarakat,” kata Sekda.
Acara Pare Maring sendiri diawali dengan ritual adat, doa syukur, tarian tradisional, dan sajian kuliner khas kampung. Masyarakat berkumpul membawa hasil panen, mengenakan pakaian adat, dan berbagi makanan sebagai simbol rezeki yang diterima bersama.
Menurut Sekda, Mahulu sebagai wilayah yang kaya akan keberagaman budaya, perlu terus menjaga tradisi semacam ini agar tetap hidup di generasi muda.
“Budaya seperti ini yang menjadi identitas kita sebagai masyarakat Mahulu. Jangan sampai hilang ditelan waktu,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu pula, Sekda menyampaikan harapan agar seluruh masyarakat terus mendukung pelestarian tradisi, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, hingga pemerintah kampung.
Acara ditutup dengan hiburan rakyat dan persembahan lagu-lagu daerah. Hadir pula dalam kegiatan ini Wakil Ketua DPRD Mahulu Nor Lili Bulan, Asisten I Agustinus Teguh Santoso, perwakilan Polres, Danramil, tokoh adat, serta Camat Long Bagun. (Nur/Fch/ADV/Pemkab Mahulu)