Samarinda, Klausa.co – Ratusan warga binaan pemasyarakatan Lapas Klas IIA Samarinda mengikuti pengarahan serta tausiyah bersama Inspektur Jenderal Kemenkumham RI Razilu dan Kakanwil Kemenkumham Kaltim Sofyan pada Senin (6/2/2023).
Dalam penyampaiannya, Razilu menyebut, tiga aktor utama yang dapat mewujudkan sistem pemasyarakatan agar terselenggara dengan baik. Pertama, adanya petugas pemasyarakatan yang memahami tugas dan tupoksinya masing-masing.
“Mereka harus memerhatikan berbagai prinsip pemasyarakatan. Jika tidak, apa yang diharapkan Negara dan pemerintah juga tidak akan terwujud. Maka, mereka mesti memahami betul tugasnya. Kira-kira apa yang boleh dikerjakan dan yang harus didahulukan,” ungkapnya.
Kedua, adanya warga binaan yang mau mematuhi dan mengikuti seluruh program. Menurut Razuli, semua program yang ada dalam Lapas ini untuk membentuk warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Lalu aktor ketiga, adanya keluarga dan masyarakat di luar sana yang mau sinergi. Bekerja sama dan saling berkolaborasi dengan baik untuk mewujudkan tujuan pemasyarakatan. Sebab, hal yang harus disadari, bahwa warga binaan bukan penjahat. Melainkan, hanya manusia yang tersesat.
“Dengan catatan, enggak boleh tersesat lama-lama, harus cepat sadar. Maka dari itu, dibuatkan kegiatan di Lapas untuk memulihkan hubungan kehidupan antara warga binaan dengan sang pencipta dan masyarakat,” jelasnya.
Jika seseorang memiliki hubungan yang baik dengan sang pencipta, mereka akan merasa diawasi dan berhati-hati dalam bertindak. Makanya, warga binaan yang baik, ketika masuk Lapas tidak bisa apa-apa namun selepas keluar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
“Jangan melakukan pelanggaran, karena itu tidak akan membuat bahagia justru menimbulkan kesengsaraan. Tapi kalau kita mengikuti aturan, kita akan bahagia. Saya ingatkan warga binaan untuk saling menghargai, jangan rusak hubungan dengan manusia,” tuturnya.
Sebagai informasi, agenda pada hari itu adalah salah satu dari lima program unggulan Gerbang Transisi. Maksud dari program ini, bergerak dan membangkitkan kesadaran. Memberikan motivasi serta inspirasi kepada seluruh insan pengayoman dan warga binaan.
“Kita ingin mereka bisa lebih baik lagi dalam segala aspek kehidupan. Mulai sisi intelektual, sisi emosional hingga sisi spiritual. Kemenkumham mesti berakhlak dengan bekerja cepat, tepat, ikhlas, dan hasilnya akuntabel. Ini termasuk dalam kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Lapas Klas IIA Samarinda Hudi Ismono membenarkan kehadiran Irjen Kemenkumham RI Razilu tidak lain untuk memberikan pembekalan kepada semua petugas dan warga binaan.
“Pesan khususnya, kita bisa melaksanakan fungsi dengan baik dan benar sesuai dengan perundang-undangan. Irjen ke sini ingin melihat, apakah Lapas Samarinda sudah melaksanakan tusinya dalam kegiatan sehari-hari,” terangnya.
Harapannya, Lapas Samarinda yang dikenal sebagai Lapas Sudirman bisa menjadi percontohan. Semua petugas dipastikan harus melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai arahan peraturan perundang-undangan.
“Semoga kita bisa satu persepsi untuk melaksanakan seluruh tugas pokok dengan baik, mudahan tidak ada yang melenceng ke kanan dan kiri,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar tidak memganggap warga binaan sudah pasti penjahat. Sebab, mereka dibina dan dibimbing dengan baik di Lapas. Masyarakat diharapkan bisa memberikan kesempatan kepada warga binaan.
“Memang mereka masuk ke sini minus, namun keluar harus plus. Harus ada nilai baiknya setelah keluar dari sini,” harapnya. (Apr/Fch/Klausa)